harga genset honda

Wai di Thailand, Salam Sembah di Indonesia


Paling tidak, lima tahun belakangan ini, di sejumlah jaringan toko besar di Indonesia, di hotel-hotel atau restoran, Anda akan mendapatkan sambutan atau salam dalam bentuk gerakan menyembah (kedua belah tangan ditangkupkan) di depan dada pelaku, selain dari ucapan ‘selamat datang’ atau ‘terimakasih’.


Bagi saya, gesture ini merupakan fenomena menarik; menarik karena dunia usaha kita berusaha menggali dan mengangkat kembali gesture-gesture khas yang menunjukkan identitas bangsa.


Saya masih mengalami kesulitan manakala memberi istilah untuk gerakan tersebut. Namun demikian, marilah kita sebut gerakan itu sebagai ‘salam sembah’; saya sebut demikian karena gerakan sembah tersebut—belakangan ini—memang digunakan sebagai salam yang menyertai ucapan sambutan dan ucapan terimakasih.


Apakah salam sembah termasuk salah satu dari pernik-pernik khas bangsa Indonesia? Tunggu dulu.


Marilah kita terbang sejenak ke Thailand. Bila Anda sedang berada di Thailand, jangan heran bila dalam sehari Anda akan dapatkan lebih dari sekali salam sembah. Di Thailand, salam sembah ini disebut wai (ไหว้). Ada dua jenis wai yang lazim dipraktikkan. Wai yang pertama dilakukan dengan menangkupkan kedua telapak tangan tangan di depan dada, dan kepala sedikit merunduk ke depan, lalu diikuti ucapan ‘selamat datang’, ‘terimakasih’ atau ‘maaf’. Jadi, wai jenis pertama diekspresikan untuk menyambut seseorang, mengucapkan terimakasih dan meminta maaf dalam kehidupan sehari-hari.


Wai jenis pertama juga dilakukan sebagai rasa hormat kepada orang yang lebih senior, kepada atasan, dan kepada orang-orang yang berstatus lebih tinggi.


Dalam ranah bisnis, wai jenis pertama biasa dipraktikkan untuk tiga ekspresi di atas di toko, restoran, hotel, gerai pijat dan sebagainya. Bila Anda misalnya datang ke gerai pijat, resepsionis akan menyambut Anda dengan wai yang diikuti kata sawasdii kha (halo, selamat datang). Anda akan terima wai lagi dari terapis pijat yang akan memberikan layanan pijat dan akan terima wai lain disertai ucapak khawp khun kha (terimakasih) dari terapis pijat bila Anda memberikan tips pada terapis tersebut. Wai terimakasih dilakukan sebelum seseorang menerima pemberian Anda. Semakin besar rasa apreasiasi pemberi wai, akan semakin runduk kepalanya.



13849469441868924222

Wai Jenis Pertama (www.learnthai.com)



Wai akan dibalas dengan wai pula. Bilamana tangan pelaku wai sedang sibuk dengan benda-beda seperti buku atau HP, wai harus tetap dijalankan, misalnya dengan memindahkan buku ke jepitan ketiak, atau tetap mendekap buku di jepitan tangan tertangkup. Selebihnya, pecayalahan, ada perasaan senang dan terhormat ketika kita menerima wai dari seseorang.


Wai jenis kedua hanya ditujukan kepada rahib Buddha. Untuk melakukan wai jenis kedua, tangkupkan kedua telapak tangan, kemudian tempelkan kedua ujung ibu jari di dahi Anda tepat di antara titik temu alis di atas hidung, diikuti dengan bungkukan badan. Wai jenis kedua tidak diikuti dengan ucapan terimakasih, selamat datang atau minta maaf.



13849469972085969850

Wai Jenis Kedua (www.ktcmockongsamkok.blogspot.com)



Dari kacamata budaya, menarik disimak bahwa wai telah tumbuh dalam budaya Thai selama 4000 tahun. Wai berasal dari budaya India, dan lazim digunakan juga di Kamboja dan Laos. Gerakan itu berasal dari upaya untuk menandakan bahwa pihak-pihak yang melakukan wai sama-sama tidak sedang memegang senjata; suatu pertanda perdamaian. Ekspresi wai dengan tiga ucapan di atas dipopulerkan dalam dunia sosial Thai modern pada tahun 1940-an yang ditujukan sebagai identitas budaya bangsa.


Bagaimana salam sembah di Indonesia? Seperti yang dikutip www.wikipedia.org, salam sembah juga telah lama dikenal dalam budaya Jawa, Bali dan Lombok, dan umumnya salam sembah ditujukan dalam ranah kerajaan, disampaikan oleh penyandang status rendah kepada penyandang status tinggi. Hal yang sama dilakukan di Kamboja, Laos, Brunei dan Malaysia dan sebagian Filipina.


Meski sejarah menunjukkan bahwa salam sembah dikenal di hampir semua negara Asia,, salam sembah sebagai identitas budaya tampaknya menempel pada bangsa Thai. Dengan kata lain, bila orang melihat poster, gambar atau adegan salam sembah, orang langsung tahu itu khas Thailand. Poster, baliho, iklan, tayangan televisi dan kehidupan sehari-hari di Thailand tak sedikitpun luput dari wai.


Lalu, akankan salah sembah kini jadi relevan sebagai penanda ekspresi budaya Indonesia seperti yang dijalankan dalam dunia bisnis Indonesia? Tidakkah kita jadi merasa rendah diri karena mengimitasi ekspresi serupa seperti wai di Thailand.


Permasalahan agaknya terletak pada siapa yang lebih dahulu mempopulerkan dan memanfaatkan salam sembah sebagai identitas budaya bangsa. Bila belakangan ini masyarakat Indonesia mulai menggunakan kembali salam sembah sebagai tempelan untuk ucapan terimakasih, maaf, atau selamat datang dalam ranah bisnis, saya kira itu sah-sah saja. Kita tak perlu merasa rendah diri dengan cap mengimitasi ekpresi budaya wai. Kita cuma terlambat menyadari bahwa kita punya ekpresi budaya yang berakar dari budaya lama kita. Salam sembah, dengan demikian, tidak hanya milik Thailand. Salam sembah adalah milik Asia Tenggara, dan Indonesia adalah bagian dari pemilik budaya itu.


Jika memang bangsa Indonesia hendak lebih serius menggunakan salam sembah sebagaimana wai dilakukan di Thailand, kita perlu upaya standardisasi gerakan salam sembah itu dan perlu pula memahami filosofi serta kelapangan hati ketika mengekspresikan salam sembah khas Indonesia. Salam sembah khas Indonesia, bisa ditetapkan dengan gerakan yang sedikit berbeda dari wai, misalnya kedua tangan yang ditangkupkan di depan dada dan kedua ujung jari telnjuk menyentuh ujung hidung. Salam sembah ini kemudian diberlakukan secara nasional melalui keputusan kementrian yang relevan untuk digunakan dalam ranah-ranah usaha, ranah pariwisata atau dalam kehidupan sehari-hari, di rumah dan di kantor.



13849470492072531176

Salam sembah yang diterapkan di sebuah toko retail di Indonesia (www.indomaret.co.id)



Dalam tahap permulaan, kita mungkin agak kikuk menjalankan salam sembah dan saat menerima salam sembah. Namun, bolehlah kita maknai arti ekspresi salam sembah sebagai ungkapan tulus yang menyertai ‘maaf’, ‘terimakasih’, dan ‘selamat datang’, yang akan bersemamayam sebagai perasaan menyenangkan dan terhormat dalam dada penerima salam sembah.


Dengan adanya standardisasi ini, kelak dunia luar bisa langsung mengenali identitas ekspresi khas Indonesia, dan bisa langsung membedakannya dengan identitas Thailand yang telah terwakili dengan baik oleh wai.


Terimakasih sudah membaca (disertai salam sembah, ujung-ujung telunjuk menyentuh ujung hidung, dan senyum mengembang)



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/20/wai-di-thailand-salam-sembah-di-indonesia-611411.html

Wai di Thailand, Salam Sembah di Indonesia | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar