harga genset honda

TIDAK SEMUA BISA DIBILANG HAM kan ya…..


Belajar di fakultas hukum tanpa mempelajari HAM, ibarat seperti belajar di fakultas kedokteran namun tidak mempelajari anatomi. HAM sangat erat kaitannya dengan hukum. Karena salah satu fungsi hukum sendiri adalah mengatur hak dan kewajiban agar bisa seimbang. Bagaimana seseorang atau sekelompok dapat terpenuhi haknya namun tidak bertentangan dengan hak orang lain. Ya… saya sepakat tentang hal itu.


KONSEP HAM


Sebelum saya memaparkan HAM dalam prospektif saya, terlebih dahulu saya memaparkan hal-hal terkait tentang HAM yang saya dapatkan di kelas. Pertama mari kita membahas tentang konsep HAM. Konsep HAM yang pertama bisa universalisme atau partikularisme. Maksudnya adalah, ada HAM yang dibutuhkan secara umum (universalisme) oleh setiap individu. Misal, hak hidup, hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dll. Sedangkan partikularisme maksudenya ada sekelompok tertentu yang membutuhkan pengakuan HAM yang lebih. Misalnya, hak penyadang disabilitas untuk mendapatkan kesempatan seperti manusia normal pada umumnya, hak seorang gay atau lesbian dll. Itulah HAM. Mengandung kesetaraan dan adanya non diskriminasi. Adanya kebebasan. Bebas berekspresi bebas menunjukkan eksistensi. Namun, tetap kebebasan tersebut harus ada batasnya agar tidak berbenturan dengan hak orang lain. Setiap individu memang harus bertanggung jawab dalam menjalankan hak nya masng-masing. Oleh karena agar hak individu tidak saling berbenturan negara ikut campur dalam pengaturannya.


HAM DALAM PIKIRAN SAYA


Inilah HAM dalam prospektif saya. HAM yang ada dalam pikiran saya. Jika anda mempunyai konsep yang berbeda, bisa disharekan dengan saya disini.


Dari awal saya masuk fakultas hukum dan mendapatkan mata kuliah pertama adalah Hak Asasi Manusia. Saya berfikir kenapa harus HAM? Kenapa tidak kewajiban manusia secara universal. Seperti di Jepang, ketika kewajibannya yang diatur maka lebih banyak orang akan melakuakan kewajibannya terebih dahulu. Sehingga penghargaan HAM terbalaskan karena maksimalnya dia melakukan kewajiban sudah terlaksanakan. Sedangkan di sini, kenapa harus HAM yang digembar-gemborkan sehingga banyak orang yang menuntut HAM dari pada melaksanakan kewajiban. Jika saya melihat, entahlah HAM seperti alibi. Alibi untuk membuat kehidupan ini menjadi lebih bebas-bebasnya. Dimana batasan HAM yang sesungguhnya? Kejadian timur-timur, tanjung priok dan lain sebagainya disebut pelanggaran HAM berat karena juga merugikan masyarakat banyak. Kasus munir dan marsinah mengapa banyak yang menyebut pelanggaran berat? Mengapa tidak pembunuhan saja sesuai KUHP? Dan mengapa pemberontakan G 30 S PKI di dalam berbagai sumber tidak disebutkan bahwa itu pelanggaran HAM berat? (Mohon dilurkan jika pemikiran ini salah)


BANTAHAN TEMAN SAYA


Di Jepang itu, penghargaan HAM nya memang sudah tinggi. Oleh karenanya, lebih banyak orang yang mau bekerja keras karena upahnya cukup menjanjikan. Meskipun hanya tukang sapu disana, masih bisalah hidup layak seukuran tukang sapu. Sedangkan di Indonesia penghargaan HAM nya sangat sangat kurang. Tak heran jika buruh slalu menuntut kenaikan upah karena kerjanya seperti mesin tapi gajinya jauh dari kesejahteraan. Jika HAM tidak diatur apa bisa buruh menuntut keadilan? Cukup mampu membantah asumsi saya.


DINAMIKA HAM


Baru-baru ini juga marak tuntutan HAM mengenai kesetaraan gender, pengakuan terhadap gay, banci, homoseksual dan lain sebagainya. Salah? Secara HAM dan internalnya saya tidak memandang itu salah. Karena secara internal mereka memang seperti itu. Dan mereka ingin menunjukkan eksistensinya yang seperti itu. Namun, apakah hak-hak mereka untuk mendapatkan pengakuan patut kita junjung atas nama HAM? Permasalahannya adalah pengakuan dalam hal apa?


Jika kita telaah lebih lanjut, apabila negara benar-benar memperbolehkan homo seksual misalnya di legalkan bisa kita bayangkan ketika pada akhirnya cowok nikah sama cowok dan cewek nikah sama cewek. Bagaimana regenerasi manusia selanjutnya? Menurut saya, akankah lebih baik jika pengakuan HAM tersebut disertai dengan pendidikan. Bagaimana tetap mengakui mereka namun juga membimbing mereka ke jalan yang benar. Bukan malah melegalkan. Atau malah mengucilakan dan merendahkan. Itulah esensi dari HAM menurut saya.


Batasan HAM dalam otak saya masih sangat abstrak. Ketika saya menanyakan ini kepada dosen saya, beliau menjawab inilah tataran filsafat HAM. Bagaimana kita menelaah antara hakekat manusia dengan hakekat HAM itu sendiri. Dari sudut pandang mana kita melihat prespektif HAM. Sampai disitulah kita memahami batas-batasnya. Tidak mudah memang kita menemukan batasannya. Diantara kepentingan setiap individu dan dinatara kita harus menghormati individu yang lainnya. Kita harus memperhatikan moral HAM. Dimana moral HAM mendukung kaum diskriminan. Permasalahannya adalah apakah kaum minoritas tersebut sesuai dengan moral? Apakah kaum minoritas tersebut tidak merusak keseimbangan kehidpan manusia? Kesimpulannya berbicara HAM tidaklah mudah menurut saya. Dan tidak semua hal bisa disebut HAM.


Catatan ini hanya mengajak sharing….. siapa tahu ada di antara kalian yang dapat membuka pikiran saya tentang HAM.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/25/ham-mengapa-612762.html

TIDAK SEMUA BISA DIBILANG HAM kan ya….. | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar