Kalau tahu mbah putri saya, mBatik kaya gini mungkin akan dicengi/diledekin, hehe mbah mbah, lah wong saya baru belajar… beliau sudah lama tiada dan seiring berjalannya waktu, teman teman pembatik seangkatan beliau meninggalkan batik desa kami selamanya… Sekarang batik desa kami punah, tak tersisa, sungguh memilukan.
Saya ini cucu pembatik, karenanya saya merasa terpanggil untuk peduli. saya mulai belajar dan belajar, foto diatas adalah salah satu karya yang belum jadi, masih jelek memang, tapi tidakkah anda lihat? Didalamnya ada semangat, api yang membara, cinta (seandainya anda mengetahui)
Seandainya saya sudah bisa membatik, kebisaan saya ini akan saya tularkan kepada adik adik saya, dan seandainya kesenian batik desa saya ini nantinya diminati pemakai batik, saya akan mengajarkan ke masyarakat desa saya yang lain.
Kepada pembaca yang budiman mohon do’a kan saya, semoga tidak bosan menjalani lakon menjaga budaya ini. Dan jika anda berminat dan peduli membantu kami, cukuplah kiranya anda berkenan membeli karya karya kami nanti.
Terimakasih sudah membaca.
Terimakasih sudah peduli
0 komentar:
Posting Komentar