harga genset honda

Indonesia Sulit Perang Lawan Australia


Kelarutan emosi karena Australia atas perintah Amerika menyadap pejabat tinggi Indonesia mulai keluar ide atau suara untuk mengerahkan TNI guna berperang secara fisik melawan Australia. Walaupun perang itu tidak mungkin ada, akan tetapi kalaupun akhirnya terjadi juga harus diakui bahwa kita akan sulit mengalahkan Australia dalam sebuah kontak senjata, dengan alasan-alasannya adalah sebagai berikut:




1. Pada dasarnya sudah sejak lama negara-negara di sekitar Indonesia terutama Australia merasa tidak nyaman karena bertetangga dengan sebuah negara besar sehingga para tetangga kita memiliki semacam perjanjian bahwa bila salah satu diserang, maka yang lain harus ikut campur melawan negara agresor. Negara peserta perjanjian tersebut adalah: Australia, Singapura, New Zealand, Malaysia dan Inggris. Dengan demikian perang melawan Australia sama saja kita perang melawan lima negara seperti era konfrontasi.



Bila di zaman Pak Harto posisi Indonesia begitu disegani di Asean sehingga bilapun Indonesia berperang melawan Australia, maka kemungkinan Singapura dan Malaysia akan mengalami dilematis untuk ikut melawan Indonesia. Sayangnya pada zaman reformasi sekarang ini, Indonesia di mata tetangganya sudah seperti negara ayam sayur yang diremehkan.



2. Dari jejak sejarah maka terbukti bahwa Indonesia tidak pernah menang perang fisik melawan negara penjajah seperti Australia. Menyedihkan memang, tapi ini adalah kenyataan. Semua kemenangan Indonesia melawan penjajah seperti Belanda adalah kemenangan politik dan diplomasi sementara mengangkat senjata adalah salah satu alat penekan. Ingat juga bahwa kita hanya berhasil menahan laju Belanda pasca agresi 1 dan 2 melalui perang gerilya tapi kita tidak pernah bisa mengalahkan mereka di medan pertempuran bahkan ketika mereka menyerang melalui kedua agresi militer tersebut.



Sekedar contoh, dalam perang Surabaya yang melegenda itu selalu diceritakan bahwa Indonesia menang melawan Inggris karena menewaskan Jenderal Malaby. Benarkah kita menang? akhir pertempuran itu adalah 10.000 prajurit Indonesia melayang sementara di pihak Inggris hanya 500 jiwa. Itupun Inggris sebenarnya tidak serius mau membantu Belanda berkuasa kembali di Indonesia karena mereka tahu bahwa bila Belanda bercokol di Indonesia maka mereka akan jadi saingan di bidang perdagangan di dunia pasca perang dunia II.



3. Diakui atau tidak, akan tetapi peralatan tempur kita banyak yang sudah usang dan peremajaan sebagian juga adalah hibah yang berasal dari negara sahabat termasuk dari Australia. Barang hibah tentu tidak mungkin memiliki teknologi terkini dan siapa yang tahu apakah barang-barang hibah itu sudah diotak-atik atau belum oleh negara pemberi hibah.



4. Indonesia pernah memiliki angkatan perang yang hebat dan disegani pada masa orde lama dan orde baru, tapi lagi-lagi sejak reformasi, terutama sejak mundurnya Indonesia dari Timor Timur, tampaknya TNI sengaja dikebiri oleh para reformis penghianat yang sekarang menguasai Indonesia.



5. Jangan lupakan juga, di Indonesia banyak orang yang digaji Amerika dan Indonesia. Ciri-ciri mereka adalah meributkan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Indonesia, sementara ketika Amerika atau sekutunya termasuk Australia melanggar HAM Indonesia dengan misalnya melanggar hak kita atas privasi maka mereka diam dan tidak bersuara. Orang-orang yang selama puluhan tahun menjual Indonesia itu dapat dipastikan akan memihak dan mensuplai informasi rahasia kepada Australia bila kita berperang melawan mereka, bahkan akan mendiskriditkan keterlibatan Indonesia dalam perang tersebut melalui media massa nasional maupun internasional.



Di atas adalah kelemahan-kelemahan Indonesia yang harus diperbaiki sebelum kita berperang melawan Australia yang tampaknya sulit dihindari di masa depan apabila Australia meneruskan sikap mereka menjadi deputi Amerika di kawasan Asia Tenggara.


sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/24/indonesia-sulit-perang-lawan-australia-613609.html

Indonesia Sulit Perang Lawan Australia | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar