Ada media online islamist yang sangat getol memfitnah Jokowi, seperti: suara-islam(dot)com, voa-islam(dot)com, arrahmah(dot)com, atau yang lainnya. Intinya sama, media-media ini seringkali mengkritik Jokowi bahkan sampai menjurus pada fitnah. Ya…fitnah, karena membuat suatu tuduhan tanpa bukti atau fakta sama sekali. Bahkan ada juga tulisan yang menuduh Jokowi adalah pion dari sebuah konspirasi besar.
Tentu saja adanya kritik dalam sebuah pengelolaan negara itu bagus, berarti sistem demokrasi di negera tersebut memang berjalan dengan baik. Tapi jika kritik membawa-bawa SARA ditambah sebagai fitnah…wah ini sudah berlebihan dan mengancam keutuhan bangsa dan negara. Kritik bagaimanapun halusnya bagi yang tak terbiasa menerimanya tentu akan menjengkelkan. Makanya, banyak orang suka kripik tapi tidak suka kritik. Kripik itu renyah, kritik itu bikin panas kuping. Walau begitu, kritik tetaplah penting.
Jokowi Itu Muslim
Kok yang paling banyak menghujat Jokowi itu di antaranya dari kalangan islamist ya…sesama muslim kok ngomongnya pedes banget ya…saya heran ya..kalo situ kena kasus lalu ngungkit-ungkit untuk ‘tabayun’, eh giliran sama Jokowi yang juga sesama muslim kok kemana itu yang namanya ‘tabayun’. Kamu itu standar ganda ya…sambil nuduh orang lain melakukan standar ganda. Aneh ya….
Sebagai sesama muslim bukannya bangga ya…mendukung ya…mengkritik konstruktif ya…eh malah memfitnah.
Emang Kalo Bukan Jokowi, Siapa Lagi?
Selain Jokowi, emang siapa lagi? Mau Rizieq Syihab? Annis Matta? atau Abu Bakar Baasyir? Tidak ada tokoh sepopuler Jokowi. Kalau kalangan Islamist punya stok yang lebih baik ya keluarkan saja, bukan malah memfitnah dan menjatuhkan orang sambil kelompoknya sendiri tidak punya alternatif tokoh. Kalau Islamist punya tokoh yang kiprahnya melebihi Jokowi saya pikir itu bagus. Rakyat menjadi punya banyak stok pilihan calon pemimpin.
Sindrom Sirik Tanda Tak Mampu
Atau, apakah ini sebuah bentuk sindroma ‘sirik’ (iri) tanda tak mampu. Merasa tak punya kemampuan lalu uring-uringan tak karuan. Melihat orang lain sukses, hatinya dongkol luar biasa. “Ya….Tuhan kenapa dia begini dan begitu, bukankah aku yang paling getol menyembahmu dan paling taat memuliakannmu?” jeritnya dalam hati. Kenapa dan kenapa, itulah gejolak hatinya…
Sumber:
http://www.suara-islam.com/read/index/9075
0 komentar:
Posting Komentar