harga genset honda

Apresiasi Dongeng, Mengapa Penting?


Oleh Usman D.Ganggang *)


Semua orang tahu kalau kegiatan apresiasi sastra itu, amatlah penting dilakukan. Dongeng-mendongeng yang merupakan bagian dari sastra itu juga, kalau diapresiasi dapat bermanfaat bagi mereka yang mau berusaha mengapresiasinya. Bagaimana tidak? Bila kita mau berusaha untuk menyimak isi dongeng, paling kurang, penikmat (baca: pendengar/pembaca) dapat memperoleh hikmah. Mengapa? Karena dengan kita mengapresiasi dapat membentuk nilai-nilai luhur. Selain itu, dapat meningkatkan perasaan religi dan tentu membentuk moral yang positif.


Perlulah dipahami bahwa di dalam karya sastra itu, banyak permasalahan yang diangkat penutur/penulis karya sastra. Permasalahan yang diangkat ke permukaan itu, dapatlah dideskripsikan di sini, antara lain: masalah manusia dan kemanusiaan, seperti sifat sombong yang melekat pada manusia, sifat menganggap remeh orang lain, sifat menipu orang, sifat membodohi orang lain, sifat rakus, bahkan sifat dengki, meskipun alam sebagai symbol yang diceritakan. Atau masalah keluarga, seperti bagaimana mendidik anak yang nakal dengan melalui bercerita tentang binatang, dll.


Semua masalah tersebut di atas, akan terkuak jika berusaha memulai melakukan kegiatan apresiasi terhadap karya sastra seperti mengapresiasi dongeng yang konon ceritanya, kurang diperhatikan di sekolah atau di keluarga, karena kini lebih mendekatkan diri pada nonton sinetron bersambung di TV atau lebih suka membaca cerpen dan novel, bahkan belakangan ini, banyak terjadi di masyarakat, orang-orang suka dengan gossip-menggosip yang pada gilirannya muncul konflik di antara sesama.


Apresiasi , perlulah dipahami terlebih dahulu.Dengan demikian, dalam menemukan nilai yang terkandung dalam dongeng kendala terhindar dan akhirnya dapat dipetik hasilnya. Nah apa itu apresiasi? Menurut Efendi yang dikutip Aminuddin (1987), menyebutkan, apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga dapat menumbuhkan kepekaan perasaan, daya pikir yang brilian ,serta dapat memetik nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang terkandung dalam sastra jenis dongeng.


Bagaimanapun juga, diakui banyak pihak, kehadiran dongeng di tengah-tengah masyarakat, menunjukkan bahwa banyak manfaat dari dongeng, salah satunya adalah dengan mempelajari dongeng berarti kita belajar pengalaman orang lain meskipun pelaku ceritanya adalah binatang atau sejenisnya. Atau dongeng terjadinya sesuatu di sekitar kita. Iya, alam sebagai simbol tapi pada intinya menceritakan tentang kehidupan serta tingkah laku manusia di bawah kolong langit.


Seperti cerita (dongeng) terjadinya nama tempat.Sebut saja nama “Gunung Dua” di tengah Kota Bima - Provinsi NTB. Dituturkan para penutur ‘tempo doeloe’, ada sepasang suami isteri yang dalam kesehariaannya ,kegiatannya, selain bertani juga berlayar. Menunggu panen, sang suami meminta kepada isterinya untuk berlayar. Isterinya mengizinkan. Akhirnya, sang suami pergi berlayar dan tentu saja dihantar sampai di tepi pantai.


Setelah seminggu ditunggu isteri, sang suami tidak muncul juga. Tetapi sebagai seorang istri yang setia dan cinta pada suami, dia tetap menunggu dan selalu berdoa agar suaminya selamat dalam pelayaran. Meskipun sudah sebulan tidak muncul di rumah, dia selalu berusaha untuk menunggu. Setahun dua tahun, isteri menunggu, tetapi sang suami tidak ada kabar beritanya. Begitu lama dia menunggu, akhirnya jadi batu.


Dari penggalan dongeng di atas diambil hikmahnya, antara lain: kalau keluar rumah seperti pergi jauh, mestilah diberitahu kepada isteri (seizin isteri). Selanjutnya, tetaplah berdoa terkait penyelamatan suami. Dan , ini dia selalu menunggu meskipun bertahun-tahun, hingga akhirnya jadi batu. Cerita ini pun dapat menghadirkan gumam”istri zaman doeloe, begitu setia pada suaminya”. Lalu, kita pun bertanya,” Masih adakah isteri yang setia di zaman modern ini?” Jawabannya, ada di saku-saku kita masing-masing.


Hikmah lain pun kita akan peroleh ketika kita menyimak dongeng tentang binatang, seperti cerita “Lomba Lari dari Kancil dan Siput”. Dituturkan bahwa suatu ketika kancil berkunjung ke Siput. Lalu dia meminta siput ikut lomba lari, padahal dia tahu bahwa siput tidak punya kaki. Dasar Kancil, meskipun dia dikenal sebagai binatang terpintar sedunia, ternyata dia akhirnya sombong dengan siput yang tidak punya kaki.


Siput menyadari tidak mungkin dia kalahkan kancil. Karena itu, siput bermusyawarah dengan siput lainnya untuk mengatur siasat. Idenya pun lahir dengan cara, jarak 10 meter, selalu ada siput menunggu, sehingga ketika dipanggil kancil, siput selalu menjawab dari jarak 10 meter. Artinya, siput selalu di depan.


Ketika hari H tiba, strategi inilah yang dilakukan siput, akhirnya kancil malu karena kalah dalam lomba lari dengan siput yang tidak punya kaki. Kancil kecewa sekali, bagaimana tidak, ternyata, siput yang tidak punya kaki pun mengalahkan kancil yang punya kaki empat. Lalu dengan cepat dia menghilang karena tidak tahan dicemooh binatang katak dan bintang lainnya yang sempat nonton perlombaan itu.


Dari penggalan dongeng di atas dapat diambil amanatnya, antara lain : (1) jangan sombong dengan sesama; (2) Mengatur siasat dengan bermula dari musyawarah amatlah penting dilakukan; (3) Sehebat-hebatnya kita, pasti ada kelemahannya, artinya, hidup itu ibarat batre, ada plus dan minusnya baru bisa menyala.


Akhirnya, kita berkesimpulan bahwa apresiasi terhadap dongeng amatlah penting dilakukan oleh orangtua di rumah atau oleh siswa di sekolah. Bagaimanapun, dengan mengapresiasi dongeng yang ada, kita dapat memperoleh hikmah berupa nilai, antara lain: (1) kecerdasan intelektual akan muncul; (2) Selain itu, muncul kesadaran emosional dan meningkatkan kesadaran kemanusiaan (humanitas); (3) kesadaran social; dan (4) ini dia yang paling tinggi, kesadaran religious.


Kesadaran-kesadaran serta kecerdasan di atas muncul, paling kurang karena diawali dengan mengakrabi wacana berupa dongeng . Artinya, terkait dengan konteks tulisan ini, dengan menyimak sekaligus mengapresiasi dongeng, kita pun akan berkesimpulan, kita beroleh ilmu pengetahuan untuk hidup dan kehidupan. Selain itu, dapat membantu pembentukan watak , sekaligus memberikan hiburan atau rekreatif yang sehat.


Nah, karya sastra dongeng sudah memberikan pengalaman yang berharga bagi masyarakatnya, mengapa pula kita meninggalkan? Apalagi kalau mencemooh, dongeng itu, cerita lama yang ketinggalan zaman, untuk apa kita mengapresiasinya, bukankah sastra itu, penuh daya khayal ? Pertanyaan ini menyesatkan, iya kalau orang yng tidak sekolah, mungkinlah, tapi kalau sudah belajar sastra, apalagi kalau sampai di PT, pertanyaan dan cemoohan itu tidak perlulh dihadir. Bagaimanapun para sastrawan sudah berusaha menghadirkan karyanya yang sanggup memberikan sesuatu yang baru bagi kita. Dan yang baru itulah yang perlu kita petik untuk dikonsumsikan dalam keseharian tentu sebelum kita dipanggil oleh-NYA. Insya Allah kita bernilai di hadapan-NYA, amien.***).


Sumber bacaan: (1) Strategi Mendongeng karya Usman D.Ganggang; (2) Sastra Memberi Nilai pada Penikmat; (3) Apresiasi Puisi karya Effendi; (4) Apresiasi Karya Sastra karya Tjahjono Widarmanto.




sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/21/apresiasi-dongeng-mengapa-penting-610188.html

Apresiasi Dongeng, Mengapa Penting? | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar