Sepertinya ranah politik kita tengah dalam situasi yang serba menarik untuk disimak, tidak hanya pada tataran penguasa di tingkat pusat, di tataran daerahpun sepertinya berita dan gosip semakin hangat bahkan panas untuk diperbincangkan.
Tak lain dan tak bukan karena saat ini tengah panas-panasnya pencalonan beberapa perwakilan dan kader dari partai politik yang siap diusung maupun berambisi untuk mencalonkan diri menjadi orang nomor wahid dalam ranah politik Indonesia.
Seperti yang saat ini sedang digembar-gemborkannya pencalonan Jokowi yang sepertinya sudah mulai mengerucut pada konsensus nasional Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) yang tentu saja menuai banyak pemberitaan dan gosip yang multi tafsir. Apakah Megawati selaku ketua umum partai kepala banteng bermoncong putih ini benar-benar ridho menempatkan Jokowi sebagai orang yang akan membawa partainya menunju kepada kejayaan. Karena selama ini ranah publik sangat mengelu-elukan Jokowi sebagai calon presiden terkuat versi Jokowi lovers.
Akan tetapi jika Megawati ternyata tidak benar-benar meloloskan Jokowi apakah Puan Maharani sudah siap meneruskan kepemimpinan wanita seperti yang pernah dilakoni oleh Megawati, karena akhir-akhir ini suara perempuan semakin kuat mendominasi suara di arus bawah.
Tapi semua tetap menjadi agenda politik mereka yang kadang tak disangka dan tak diduga bisa berbalik arah tergantung kepentingan dan misi politik yang tengah mereka jalankan.
Kembali pada persoalan yang kini juga tengah hangat-hangatnya, persaingan opini yang dan pemberitaan yang mengarahkan pada dua sosok pemimpin di DKI Jakarta, Jokowi dan Ahok, sepertinya patut untuk dicermati. Sebab apa? karena saat ini kedua figur tersebut tengah berjuang mencari simpatik dan dukungan serta perang opini yang meskipun tidak begitu kentara akan tetapi aura dan aroma persaingan dan kompetisi keduanya semakin kelihatan.
Bagaimana tidak? Seperti biasanya ketika Gubernur dan Wagub menempati kursi panas dalam pemerintahan semua akan berusaha menjadi orang yang bisa mendahului, atau bahkan menjatuhkan karena ada kepentingan politik di dalamnya. Bahkan yang bukan rahasia umum ketika gubernur menjabat biasanya wakilnya hanya sebagai selir yang tidak pernah menampakkan batang hidungnya dalam kiprahnya di daerah. Andaikan ada sepertinya yang dilakukan hanya urusan minor yang dianggap kecil. Sehingga sangat sekali peluang seorng wagub untuk bisa dikenal dan tentu saja berekspresi dalam menyampaikan program selayaknya gubernur yang memiliki keputusan mutlak.
Tapi aroma yang semakin menyengat adalah, semakin kelihatannya sepak terjang Ahok dalam ranah publik tanpa menunggu perintah dari Jokowi. Sehingga siapapun yang melek politik akan menduga-duga bahwa memang arena pertempuran saat ini sudah mulai dibangun antara keduanya. Wajar saja, karena meskipu Jokowi tidak pernah menjawab ketika ditanya kesediaannya menjadi RI 1 tetapi beliau sudah menyimpan bekal untuk segera mengantarkannya menjadi calon terkuat. Seperti banyaknya dukungan dari warga biasa maupun para jurnalis yang sepertinya juga membangun opini yang cukup kuat untuk menggiring simpati warga terhadap sosok Jokowi. Walaupun hakekatnya meskipun tidak digiringpun nama Jokowi sudah cukup tenar di jagad media sosial.
Meskipun Ahok sepertinya juga tidak menyatakan kesiapannya menjadi RI 1 dan beberapa opini juga mengarahkan Ahok agar bersama-sama mengurus Jakarta ternyata dalam setiap kesempatan masih menunjukkan eksistensinya sebagai figur yang bersiap-siap menjadi calon kuat dalam ranah kepemimpinan nasional.
Terlepas dari duga-duga dan opini yang kini tengah santer diberitakan dalam media sosial maupun media massa keberadaan kedua tokoh tersebut sejatinya merupakan bagian penting dari perkembangan pola kepemimpinan yang selama ini jumud, jalan di tempat ternyata telah diubah menjadi bentuk yang lebih energic dan atraktif memperbaiki keruwetan Jakarta.
Lalu, kira-kira siapa yang akan memenangkan pertempuran sengit ini? Kalau melihat pendukung Jokowi yang notabene kalangan awam ternyata juga menjadi kekuatan yang cukup kuat, sedangkan Ahok dibelakangnya ada banyak pengusaha Ex China yang sepertinya akan mendukung mati-matian jika Ahok mencalonkan dirinya menjadi Presiden. Kalau sudah demikian tunggu saja babak baru pertempuran sengit ini……
Salam
0 komentar:
Posting Komentar