Jagad dunia politik Indonesia memang selalu ramai dan penuh antusias bila terkait Jokowi. Apa saja yang sekiranya bisa menjatuhkan si doi kita punya (Jokowi). Pasti seru dan segera mendapat respon tingkat tinggi dari lawan politiknya dan para pendukungnya, dari tingkat ekor sampai kepala semua menyerbu secara keroyokan daripada Jokowi daripada Gubernur daripada DKI Jakarta.
Akhir-akhir ini, saya sebagai Jokowi Lover tentu senang jika si doi kita punya dikeroyok. Lho kok? Iya pasti saya senang, artinya Jokowi memang luar biasa, untuk mengalahkan si doi kita punya (Jokowi) mesti pakai dikeroyok dari ekor sampai kepala lawan politiknya atau siapa sajalah. Di awalnya saya cukup khawatir dengan keroyokan ini, sehingga saya harus mengerahkan segala pikiran terbaik saya untuk belajar menulis dari Pakde Kartono dengan semangat membara, secara perlahan membuat tulisan yang tak terbantahkan buat membantu doi saya punya itu (Jokowi). Tetapi berbagai pengalaman membuktikan bahwa si doi kita punya itu (Jokowi) ternyata memang luar biasa, semakin dikeroyok semakin tak terkalahkan. Alih alih elektabilitas dan akseptabilitas, juga popularitasnya menurun malah semakin menaik melejit. Sehingga membuat lawan Jokowi makin keqi dan pusing kepala.
Dari jamannya pilihan Gubernur sampai nanti pilihan Presiden si doi kita punya memang sudah dibombardir dengan segala macam tuduhan miring dan menjatuhkan. Mulai dari blusukan yang tak ada guna, membayar media untuk pencitraan, dukungan konglomerat hitam, munafiq jika tak menepati janji kampanye, biang banjir dan macet, kambing congek kebakaran 1,000 rumah, gubernur monyet, dan yang paling akhir si doi dituduh main klenik. Wah, memang si doi kita punya diserang dari berbagai penjuru atas-bawah, kiri-kanan, utara-selatan, barat-timur, kepala-kaki, punggung-perut pokoknya setiap inchi dari doi kita punya di serang dengan membabi buta. Saya lebih memilih berpikir positif dan produktif saja, daripada membela si doi kita punya yang hanya mengeluarkan ajian “hahahee” saja sudah menang dalam menahan serangan membabi buta dari lawan-lawan politiknya dengan segala macam jenis serangan terbuka maupun rahasia. Lawan pasti terkapar menggelepar, karena selalu serangan itu palsu dan tidak benar.
Saya sekarang tidak perlu khawatir lagi dengan kesaktian akan ajian “hahahee” doi kita punya. Dengan masih tetap berdoa terus akan kesehatan doi kita punya, saya bisa lebih berkonsentrasi memikirkan ide-ide segar buat Indonesia tercinta. Menciptakan ide pemikiran yang dirasa bermanfaat buat rakyat Indonesia. Ide dan pemikiran tersebut saya niatkan untuk saya wakafkan buat siapa saja, tapi lebih senang jika si doi kita punya yang jadi Presiden Indonesia 2014.
Malam ini sungguh saya terkejut, karena pengakuan si doi kita punya, mungkin karena tidak tahan akan serangan yang terus-terusan di Kompasiana dan media massa, akhirnya si doi kita punya (Jokowi) mengaku kepada saya bahwa si doi kita punya ternyata suka main kelenik setiap malam (KELonan amE istrinya yang caNtIK). Aku pun jatuh pingsan (mikir kapan ya bisa kelenik?) dan bangun kesiangan. Padahal harus kejar tayang artikel di Kompasiana.
Salam satu hari satu artikel.
*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia. Saat ini masih berada di Negeri Seribu Satu Pagoda.
0 komentar:
Posting Komentar