Ada hal yang menarik ketika Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte blusukkan bersama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (jokowi). Ternyata Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan ikut serta blusukan ke kawasan Jakarta Utara itu. Kehadiran Gita, yang saat ini sedang populer di Kompasiana, dalam blusukkan ini menjadi sebuah pertanyaan karena dia adalah menteri perdagangan.
Ketika ditanya kepada Jokowi apa kapasitas Gita ikut dalam blusukkan, Jokowi pun mengatakan tidak tahu.
“Ya tidak tahu. Jangan tanya ke saya (kehadiran Gita Wirjawan),” ujar Jokowi di kawasan Stasiun Pompa Waduk Pluit, Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis (21/11/2013).
Namun dengan bijak, Jokowi mengungkapkan, kehadiran Gita Wirjawan yang menjadi peserta Konvensi Capres Partai Demokrat ini sebagai perwakilan dari Pemerintah Pusat mendampingi tamu negara.
“Ya mungkin kapasitasnya dia sebagai Menteri,” ucap Jokowi (tribunnews.com).
Tentu saja kehadiran Gita bersama Jokowi dan PM Belanda blusukkan ke Jakarta Timur tidak serta merta berhenti dalam kapasitasnya sebagai seorang menteri. Apalagi jika memang dia kapasitasnya mendampingi, setidaknya pemerintah pusat mengutus seseorang yang ada kaitan dengan blusukkan yang dilakukan. Bukan seorang menteri perdagangan dan pengusaha yang tidak paham.
Akhirnya selama blusukkan, Gita terlihat diam dan hanya mendengarkan Jokowi menjelaskan tentang apa yang dikerjakan membersihkan Waduk Pluit. Mungkin saja Gita pun baru tahu kondisi Waduk Pluit dan apa saja yang dikerjakan Jokowi selama ini. Pemandangan aneh rasanya jika perwakilan pemerintah malah menjadi pendengar ketika mengikuti blusukkan.
Karena itu, saya pun akhirnya menduga ada dua kemungkinan yang membuat Gita ikut dalam blusukkan itu selain sebgaia wakil pemerintah pusat. Dua kemungkinan itu adalah belajar gaya kepemimpinan Jokowi dan ingin mengkampanyekan dirinya.
Gita patut diapresiasi jika dia memang ingin belajar gaya kepemimpinan Jokowi. Sebagai capres di Konvensi Partai Demokrat, tidak salah Gita belajar bagaimana kepemimpinan yang dekat dengan rakyat dan lapangan. Meski nantinya pun dia tidak jadi capres, setidaknya dia bisa menerapkan gaya kepemimpinan Jokowi di Kemendag dan perusahaannya. Sehingga kemendag dan perusahaannya bisa dikelola dengan lebih baik lagi.
Kemungkinan kedua yang sebenarnya sangat besar kemungkinannya. Seperti yang kita ketahui, bulan november ini menjadi bulan kampanyenya Gita Wirjawan. Mulai dari iklan di televisi, media cetak, dan bahkan yang paling anyar dan mengesalkan iklan di kompasiana. Gita yang ikut dalam kegiatan blusukkan bisa saja ingin lebih menampilkan diri juga mau melakukan blusukkan.
Tetapi yang menarik adalah pada saat melakukan blusukkan, menurut tribunnews.com, hanya Jokowi yang berpenampilan cocok untuk blusukkan. Gita dan PM Belanda memakai setelan kantor lengkap dengan sepatu yang mengkilap. Bahkan Gita lengkap dengan jasnya. Mungkin karena merasa aneh sendiri, jas tersebut dilepaskannya dan dikalungkan di lengannya.
Semua hal di atas hanyalah opini dan pengamatan awam dari saya. Siapa tahu memang Gita ga ada maksud apa-apa dan murni hanya mendampingi PM belanda. Tetapi mungkinkah orang yang telah menyatakan diri jadi capres lepas dari motivasi politik?? Saya sangat meragukannya.
Salam.
0 komentar:
Posting Komentar