Di blog pribadi, saya menulis dengan judul yang sama dengan yang saya tulis di sini, sekarang. Dimensi waktu: masa lalu, masa kini, masa depan—awal, pertengahan, akhir. Maju, diam, mundur. Ruang yang tak kasat mata—mungkin. Yang jelas, kesemua itu ada dalam sesuatu yang disebut dengan proses. Ada proses ada hasil—tertentu. Sebuah proses yang diawali dengan suatu niatan untuk mencapai hasil tertentu.
Ada sebuah kecenderungan, yaitu hasil. Orang terfokus pada hasil—orientasi hasil. Tapi lupa untuk mencapai hasil tersebut diperlukan proses. Proses bisa cepat, bisa juga lambat. Dan, terkadang proses tersebut diawali oleh sebuah momentum—membutuhkan sebuah momentum.
Sebuah konteks momentum, dipengaruhi oleh dimensi waktu—sebagai pemicu sebuah proses. Banyak sekali contoh dari konteks momentum ini, antara lain: Jika saja pada tahun 1997 tidak terjadi krisis moneter, maka tidak akan ada yang namanya reformasi—mungkin. Mahasiswa Indonesia tidak bersatu dan turun ke jalan untuk satu tujuan. Jika di Jepang tidak ada yang mengklaim hak paten atas Tempe, baru orang Indonesia ribut dan kasak-kusuk mengenai Tempe. Jika Malaysia tidak mengklaim Tari Tor-tor, orang Indonesia tidak ribut dan acuh terhadap budayanya. Dan, masih banyak lagi jika dan jika dan hanya jika…
Saya pernah duduk dalam sebuah forum yang membahas tentang proyek Kementerian Kominfo dan BP3TI. Seperti kita tahu ada banyak proyek Kemkominfo dan BP3TI ini, seperti Desa Dering, Jalin KPU/USO, Wi-Fi Kabupaten, Internet Kecamatan. Dalam forum tersebut yang diperdengarkan lebih banyak tentang tidak tepat sasaran, jadi inilah, jadi itulah. Baik itu dari Umum, Pemda sendiri, Relawan TIK. Aksesnya beginilah, aksesnya begitulah. Yang saya dengar lebih banyak nada menyalahkan. IMHO : Ada kepentingan di situ. Hendak diapakan sebenarnya proyek-proyek ini. Yang saya tahu adalah mensosialisasikan “Internet Sehat”. Jika mensosialisasikan “Internet Sehat” lantas apa hubungannya dengan kecepatan akses. Jika tujuannya adalah memperkenalkan internet kepada masyarakat awam, apa perlu kecepatan super. Kan, akses internet ini gratis. Kebutuhannya adalah browsing, mendapatkan informasi yang cepat bukan berarti harus dengan kecepatan tinggi. Perlu dipahami akses cepat di sini berhubungan dengan dimensi waktu dan jarak. Bisa mengakses berita dengan cepat bukan berarti akses internet juga harus cepat. Bahasa “Cepat” sering dijungkir-balikkan. Cepat dapat juga berarti “Tidak harus menunggu sampai besok pagi, ketika tukang koran datang mengantarkan koran.”
Tidak tepat sasaran. Lho, tidak tepatnya yang seperti apa? Internet Kecamatan jadi warnet. Lho, itukan karena operasionalnya seperti warnet. Lagi-lagi di sini diperlukan sebuah momentum. Agar semua pihak dapat berperan aktif. Harus benar-benar bisa menjelaskan manfaat internet kepada masyarakat. Kenapa masyarakat harus melek teknologi. Kenapa para orang tua harus bisa internet. Banyak lho yang bisa dijadikan momentum. Sudah banyak kasus terjadi akibat internet, akibat penggunaan internet oleh anak-anak dan remaja yang tidak terpantau oleh orang tua. Karena orang tua tidak mengenal internet, mana yang baik, mana yang tidak.
Masa lalu, masa kini, masa depan. Dimensi Waktu. Terjadi ini, terjadi itu. Konteks Momentum. Menyikapi proyek-proyek Kemkominfo dan BP3TI ini, jangan hanya melihat dari satu sudut pandang, tapi dari berbagai sudut pandang. Banyak pihak yang bertanggungjawab di sini. Berhentilah saling menyalahkan. Berhentilah banyak bacot. Kita semua bertanggungjawab. Yang terjerat kasus korupsi yang sudah biarkan saja itu derita mereka. Siapa yang benar dan siapa yang menjadi korban itu hanyalah sudut pandangnya saja yang berbeda.
“Program KPU (Kewajiban Pelayanan Universal) atau USO (Universal Service Obligation) adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informasi (BP3TI) Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kementrian Kominfo). Program tersebut bertujuan mempercepat pemerataan akses telekomunikasi dan informasi untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan tidak layak secara ekonomi.”
Saya ambil satu kata dari kutipan di atas, “Universal”. Saya ambil satu pengertian saja, “Bersama”. Kalau saya gabungkan jadi “Kewajiban Pelayanan Bersama”. Jadi bukan hanya para vendor pemenang tender, operator pengelola, tetapi juga semua pihak, bersama melakukan sosialisasi, memperkenalkan, memberitahu, dan berbagai macam proses lainnya. Bersama, masyarakat umum yang telah melek teknologi, para pengajar di sekolah, para relawan TIK, dan semua khalayak yang juga sudah mengetahui dan bisa menggunakan teknologi bernama internet ini.
IMHO lagi: Terkadang kita sendirilah yang membuat semuanya berantakan, membuat kita terpuruk. Terlepas dari kepentingan-kepentingan pribadi. Jika tidak melihat masa lalu, hari ini kita tidak akan berusaha lebih baik, sehingga besok akan jadi lebih baik. Dimensi waktu. Sudah banyak korban karena materi-materi yang bertebaran di internet. Konteks Momentum. CMIIW .
0 komentar:
Posting Komentar