harga genset honda

Pemimpin untuk Pemuda


“Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku cabut Semeru dari akarnya.”


Kutipan lawas Sukarno, sang founding father tersebut terasa tak pernah usang dimakan zaman. Siapapun tak akan menampik jika masa depan bangsa terletak pada generasi muda. Hanya saja, masih sedikit pemimpin bangsa yang benar-benar memosisikan anak muda sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.


Jika dikaitkan dengan Indonesia, salah satu sektor yang bisa dijadikan tolok ukur kemajuan bangsa dalam era globalisasi ini adalah, sejauhmana peran anak muda dalam membangun industri nasional? Untuk melihat laju pertumbuhan industri nasional, sudah barang tentu perhatian akan tertuju pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).


Adalah Dahlan Iskan, sosok yang dipercaya Presiden SBY untuk memegang tampuk kepemimpinan BUMN selaku Menteri Negara. Penunjukkan Dahlan Iskan sesungguhnya sempat mengundang tanya, sebagian kalangan bahkan beranggapan dirinya hanya dijadikan pelengkap untuk menggantikan Menteri sebelumnya yang diragukan kesehatannya.


Masuk sebagai pengganti di tengah-tengah ‘pertandingan’ tentu bukan pekerjaan mudah, terlebih pos yang ditempatinya boleh dibilang merupakan penentu maju-tidaknya industri nasional. Namun Dahlan membalikkan semua anggapan tersebut dalam waktu relatif singkat. Simpati masyarakat pun mengalir seiring berbagai terobosan fenomenal yang dilakukan Dahlan.


Kembali pada semangat mendorong peran anak muda untuk memperbaiki bangsa, salah satu gebrakan Dahlan Iskan yang cukup fenomenal adalah memberi tempat bagi anak muda untuk duduk dalam posisi Direksi BUMN. Masuknya anak muda dalam board of director (BOD) BUMN menjadi kebutuhan untuk mendobrak lembaga yang sebelumnya dianggap lamban dan tidak cukup inovatif untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah.


Kita tak bisa menampik fakta bahwa beberapa BUMN sulit maju dan bersaing dengan swasta karena, jajaran direksinya dipenuhi oleh orang-orang tua yang sudah tidak lagi memiliki semangat dan ide-ide segar layaknya anak muda. BUMN akan cenderung stagnan, tidak berkembang jika membiarkan orang-orang yang sudah di atas 50 tahun memimpin harapan bangsa untuk melakukan sekian penetrasi kreatif dalam dunia industri saat ini.


Lambannya kinerja di banyak pabrik-pabrik Gula, misalnya. Dikarenakan pimpinan perusahaan masih banyak diisi oleh orang-orang tua. Lambannya laju perusahaan dan miskinnya inovasi menjadi penyebab perusahaan merugi. Hal itulah yang mendorong Dahlan Iskan menggunakan energi muda untuk mengisi posisi kepala pabrik. Hal tersebut juga bisa dilihat sebagai langkah penting untuk mendorong terjadinya regenerasi.


Mendorong pemuda mengambil peran tak bisa sekedar wacana atau artefak sejarah yang sesekali digunakan untuk sekedar mengangkat popularitas. Pemuda adalah masa depan. Mendorong pemuda mengambil peran strategis dalam kehidupan bernegara berarti memikirkan bagaimana keberlangsungan sebuah negara tidak berhenti pada satu-dua generasi, apalagi sekedar bergantung pada tokoh tertentu.


Wajar jika pemikiran Sukarno masih banyak dikutip sampai sekarang, terlebih oleh para pemimpin politik yang dikenal menjajakan janji. Namun saat tokoh-tokoh lain banyak mengutip pemikiran Sukarno, Dahlan Iskan telah memberikan praktek nyata dengan memberikan posisi strategis untuk memberikan inovasinya bagi masa depan bangsa.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/22/pemimpin-untuk-pemuda-610264.html

Pemimpin untuk Pemuda | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar