Dalam teori, katanya penyebab kemiskinan itu disebabkan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Jika miskin itu disebabkan dari dirinya sendiri, seperti malas, bodoh, dan sebagainya katanya itu disebut faktor internal. Jika miskin itu disebabkan karena faktor dari luar dirinya, seperti kebijakan pemerintah, kurangnya sarana dan prasaran, penindasan oleh orang tertentu atau kelompok tertentu, dan sebagainya, katanya itu disebut faktor eksternal. Tetapi katanya, ada juga faktor internal yang sebenarnya disebabkan oleh faktor eksternal, misalnya bodoh. Bodoh adalah faktor internal, tapi penyebab bodoh bisa jadi karena faktor eksternal misalnya kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh golongan tertentu yang menyebabkan golongan ini bodoh.
Jika seseorang tidak menemukenali faktor apa yang membuat dirinya miskin, katanya ini dapat membuat dirinya sulit bangkit dari kemiskinan. Tetapi menemukenali saja katanya tidak cukup, kata Tung Desem Waringin, harus “action.”
Dalam PNPM-MP, sebenarnya masyarakat diajak menemukenali akar penyebab kemiskinan pada dirinya. Masyarakat diajak melihat dirinya sendiri, apa sebenarnya yang membuat dirinya miskin. Kemudian difasilitasi dengan bantuan sarana dan prasarana, pelatihan, dan sebagainya, untuk mengatasi akar permasalahannya. Lalu kenapa masih miskin? Lalu kenapa angka kemiskinan masih bahkan makin tinggi? Berikut ini pendapat saya (suka-suka dong saya berpendapat).
- Jika miskinnya disebabkan karena faktor internal, maka titik baliknya ada pada kata “action.” Apapun fasilitas dan fasilitasi yang sudah diberikan tidak akan ada artinya apa-apa jika tanpa action, karena action muncul dan diputuskan oleh diri masing-masing. Yang malas harus action untuk bangkit jadi rajin, jika bodoh harus action belajar, dan sebagainya.
- PNPM-MP hanya salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan, artinya tidak semua akar permasalahan kemiskinan dapat dijangkau oleh program ini. Banyak penyebab-penyebab lain yang lebih dominan memengaruhi proses bertambahnya angka kemiskinan, terutama yang berkaitan dengan sistem dan kebijakan pemerintah yang lainnya. Misalnya kenaikan BBM, siapa yang tidak tahu dahsyatnya pengaruh ini pada pemiskinan masyarakat, meskipun dalihnya berkat kenaikan BBM membuat APBN semakin kuat. Jika gaji atau penghasilan tidak naik tapi biaya kebutuhan sehari-hari naik, tentu tidak ada hubungannya dengan APBN bukan?
- Salah satu penyakit, tetapi selalu tidak kita sadari adalah penyakit senang dipuji. Dibeberapa tahun yang lalu banyak pujian tentang keberhasilan PNPM-MP. Pujian terkadang membuat kita lemah dan terlena untuk fokus pada tujuan mulia program ini. Karena senang dipuji sering kita tidak sadar bahwa akhirnya banyak pihak yang suka “nitip-nitip” kegiatan pada program ini (tanpa imbalan). Akibatnya para pelaku program tanpa disadari menjadi tidak fokus pada kegiatan edukasinya yaitu pemberdayaan, tetapi hanya fokus pada penyerapan dana.
Sengaja saya cuma menulis tiga point pendapat suka-suka saya, supaya tidak menutup kemungkinan barangkali masih ada pendapat lain dari pembaca.
Allahu A’lam bishawab…..
0 komentar:
Posting Komentar