harga genset honda

PARPOL DAN LINGKUNGAN HIDUP


Genderang perang antar partai sudah mulai ditabuh. Pengibaran bendera partai, acara-acara sosial dengan dalih layanan sosial, bagi sumbangan masyarakat maupun acara-acara perkaderan masyarakat sudah mulai marak dilakukan oleh partai politik. Calon-calon presiden dari partai tertentu juga sudah berlomba-lomba untuk menawarkan dirinya ke publik dengan jor-joran iklan di berbagai media massa.


Segala cara dilakukan oleh parpol untuk mendapatkan simpati rakyat. Dengan kegiatan, acara pertunjukan maupun pengkaderan yang diadakan dalam memanfaatkan momentum-momentum yang ada. Baik hari besar Nasional, hari besar Islam maupun hari besar lainnya yang berskala nasional maupun daerah. Ini dimanfaatkan untuk memaksimalkan sebuah penggalangan massa yang juga dijadikan konstituen dalam rangka memenangkan Pemilu yang akan datang.


Visi dan misi yang dsampaikan oleh parpol dalam bingkai janji-janji politik pada konstituennya sudah banyak dicanangkan. Dari janji pembangunan sarana dan prasarana fisik yang akan diterima dari sebuah daerah yang mendukungnya, pembagian kekuasaan dalam susunan struktur kekuasaan baik di eksekutif maupun legislatif ataupun juga tingkat dibawahnya. Para -bakal- calon presiden pun juga sudah menyatakan statemen-statemen politiknya lewat iklan.


Tetapi sampai saat ini jarang kita dengarkan ada parpol/pemimpinnya yang menggaungkan mengungkapkan visi dan misinya yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Bagaimana bentuk kepedulian terhadap kerusakan pada hutan yang di Indonesia yang sekarang telah menginjak taraf akut. Pencemaran udara yang telah mencapai ambang batas. Pencemaran sungai yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat dan industri yang membuang limbah dengan sembarangan.


Bukti-bukti konkrit juga telah ada disaksikan dan dialami oleh kita semua dengan yang diakibatkan pengelolaan lingkungan hidup yang kurang beres. Banjir, tanah longsor, kekeringan telah menjadi momok bagi kehidupan masyarakat kita. Berbagai bencana sewaktu-waktu mengancam dalam kehidupan masyarakat kita.


Mungkin bagi elit-elit parpol tidak merasakan ancaman bencana karena mereka berada pada tempat yang nyaman tanpa ada ancaman terjadinya bencana yang akan menimpa. Sense of crisis tentu tidak akan terasah karena tidak mengalami sendiri. Lain halnya dengan masyarakat yang telah tiap harinya akrab dengan kondisi yang rentan akan mengalami hal tersebut.


Mungkin juga isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan hidup dianggap tidak begitu seksi bagi parpol -atau justru bagi masyarakat sendiri juga begitu-. Mungkin bagi parpol isu-isu lingkungan adalah isu global yang tentu saja memerlukan penanganan yang tidak ringan dan membutuhkan banyak biaya dan menguras energi yang tidak sedikit bagi parpol. Ini menjadi pertimbangan yang cukup signifikan dari partai ketika berbicara tentang sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Hasil kalkulasi politis yang diperhitungkan bagi tiap partai politik tentu akan menghasilkan suatu kalkulasi yang tidak menguntungkan.


Ini tentu saja kita seharusnya “mahfum” bahwa kinerja yang perlu ditonjolkan dalam jangka waktu tidak terlalu lama menjelang Pemilu ini akan memprioritaskan kalkulasi politik jangka pendek. Apabila mengurus sesuatu yang sifatnya global apalagi menyangkut alam yang unpredicable, tentu lah rugi bagi sebuah parpol.


Bagi masyarakat yang mempunyai prespektif sempit tentu saja juga hanya akan mencermati suatu program dan kegiatan dari parpol yang dapat dibuktikan dalam jangka pendek. Seperti pembangunan bangunan fisik, akses ekonomi atau penempatan dalam posisi yang cukup strategis dalam jajaran lingkaran kekuasaan. Kegiatan-kegiatan ini yang biasanya kerap muncul di dtengah masyarakat. Maka sering kali praktek money politic seakan menemukan rumah abadinya. Orang akan terus terlena dengan sesuatu yang dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam jangka waktu yang relatif tidak lama.


Mereka kurang berpikir jauh dalam jangka atau kurun waktu satu generasi. Memang yang akan merasakan bukan generasi sekarang mungkin, tapi nilai investasi yang ditanamkan adalah suatu sumbangan yang mungkin tidak dapat dinilai dengan apapun. Ini yang sering yang menjadikan isu lingkungan hidup tidak menjadi isu utama dalam platform parpol. Isu lingkungan hidup masih menjadi isu pinggiran yang tidak mendapat perhatian yang cukup serius dari parpol.


Padahal isu lingkungan sudah menjadi isu global yang bisa disejajarkan dengan isu-isu trend masa kini seperti demokratisasi, penegakan hak asasi manusia dan pengentasan kemiskinan, liberalisasi dan ideologi lainnya. Isu ini bisa menjadi isu yang seksi apabila dalam pengemasannya menggunakan label yang bagus dan tepat sasaran.


Tentu saja isu-isu lingkungan ini tidak hanya berhenti pada isu yang berkaitan dengan alam an sich. Tapi bisa juga dikaitkan dengan isu-isu yang yang menjadi link dari lingkungan meliputi aspek sosial di dalamnya seperti masyarakat hutan, kaum adat dan juga masyarakat komunitas sekitar sumber daya alam. Ini tentu saja menjadi sebuah kajian yang cukup menarik mengingat bahwa persoalan lingkungan alam tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sosialnya.


Isu-isu penggalian kearifan-kearifan lokal di tanah-tanah adat yang sekarang coba diangkat kembali dalam percaturan nasional menjadi pemantik yang cukup panas untuk meletupkan isu-isu lingkungan. Diyakini degradasi lingkungan karena terlalu menonjolkan pemberlakuan sistem global yang terbukti mengalami kegagalan karena seringkali tidak mempertimbangkan faktor lain yang tidak kalah pentingnya dengan sistem yang lain. Sistem dan masyarakat adat misalnya


Ini yang sekarang mulai menarik perhatian kembali dari berbagai kalangan LSM, founding dan pemerintah mulai kembali melirik persoalan yang selama ini seakan mati suri dalam pergulatan dalam kerangka Developmentalisme yang coba diusung pemerintah terutama pada masa Orde Baru. Dan terbukti sekian lama itu telah mematikan potensi-potensi lokal yang telah ada dan merusakkan tatanan masyarakat yang coba digali dari nilai-nilai lokal/setempat yang direlasikan dengan masyarakat dalam pengelolaan siumber daya alamnya.


Belum lagi dengan penataan sungai dan masyarakat di sekitarnya yang sangat penting untuk mengantisipasi bahaya banjir yang sampai saat ini masih menjadi bencana tahunan dari beberapa daerah. DKI Jakarta adalah salah satu contohnya .


Dan masih banyak lagi isu-isu lingkungan yang bisa diangkat dan menjadi concern dari parpol dalam platform partai. Mungkin juga parpol sudah mencantumkan isu-isu lingkungan dalam platform secara tertulis, akan tetapi masyarakat awam belum melihat adanya blow up isu lingkungan dalam sosialisasi dan kampanye yang di lakukan oleh parpol ataupun bakal calon presiden yang akan diusungnya.


Saya rasa masyarakat juga ingin mendengar komitmen atau paling tidak langkah-langkah strategis yang coba ditawarkan oleh parpol dalam isu lingkungan terutama yang berkaitan dengan potensi terjadinya bencana. Ini penting bagi masyarakat yang hidup di lingkungan alam yang rentan bencana.


Saya rasa ini bukan hal yang berlebihan bukan ?


Kulon Progo, November 2013



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/16/parpol-dan-lingkungan-hidup-609806.html

PARPOL DAN LINGKUNGAN HIDUP | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar