Ah, lagi-lagi hari ini membahas soal Aburizal Bakrie (ARB). Sudah bosan saya, namun saya tulis karena saya geram dan tidak habis fikir. Apa sih yang sebenarnya dicari ARB dari tampuk tertinggi sebagai Presiden Republik Indonesia? Apakah rakyat Indonesia sudah mudah dibodohi, sehingga ada saja yang mau memilih ARB di 2014 nanti? Dan lebih menohok dan norak adalah semua penjilat modus ABS disekitar ARB yang dengan jelas dan nyata, komentarnya tolol dan sok intelek.
Soal Leadership, Ical Lebih Bagus Dari Jokowi
Komentar tanpa dasar yang kokoh dan ambigu dilontarkan oleh Poempida Hiayatulloh, politisi Golkar dari Komisi XI DPR. Beliau dengan seronok dan tanpa tedeng aling aling mengaku-aku pimpinannya, ARB sebagai seorang pemimpin yang lebih hebat dari Jokowi.
“Ical dari sisi leadership dibandingkan Jokowi, masih menang Ical,” ujar Poempida.
Ical, kata Poempida, mengalahkan Jokowi dalam hal pengalaman memimpin. Ical merupakan pengusaha nasional dan salah satu orang terkaya di Indonesia. Selain itu, lanjut Poempida, Ical pernah memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan akhirnya memimpin sebuah partai politik. Hal-hal ini, sebut Poempida, belum dimiliki oleh Jokowi.
Leadership secara sepihak diartikan sebagai pengalaman memimpin saja. Seolah-olah orang yang sudah memimpin secara formal dan administratif dengan jangka waktu yang lama, sudah dapat dikatakan baik leadershipnya. Seolah-olah dengan menjabat sebagai pimpinan atau ketua cukup lama, seseorang dapat dengan baik terlatih skill leadership-nya. Dan ia dapat dikatakan sebagai pemimpin yang hebat. Omong kosong!
“Leadership is not about titles, positions or flowcharts. It is about one life influencing another.”- John C. Maxwell
Jadi, apa yang sebenarnya menjadi pengaruh ARB dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Apakah ia pemimpin yang penuh dengan prestasi yang bisa kita banggakan. Apakah ada sesuatu atau hal yang menginspirasi dari diri seorang ARB. Sebagai seorang pengusaha yang berusaha dari nol, mungkin ada Dan kisah pengusaha hebat dimulai dari nol.
Imaji seorang pemimpin dari seoarang ARB yang gencar mengincar posisi orang nomor wahid di Indonesia, sudah buram. Orang banyak memandang ARB sebagai seorang yang gila jabatan. Lebih lagi sebagai orang yang sepertinya lari dari tanggung jawab, Seperti kasus lumpur Lapindo, yang sudah 7 tahun ini terseok dan teronggok tanpa penyelesaian penuh.
Elektabilitas ARB Jeblok Karena Ia Orang Kaya, Bodoh!
Namun, soal keterpilihan, Poempida melihat Ical masih terganjal dengan persepsi orang. Jokowi dikenal dekat dengan rakyat, sementara Ical terkesan sebagai orang kaya yang sulit dijangkau masyarakat.
“Imej Ical sebagai salah satu orang kaya di Indonesia ini sangat melekat. Citra inilah yang harus menjadi PR besar orang-orang dekat Ical itu. Padahal, sebenarnya Pak Ical itu orang yang sangat terbuka, ini yang tidak muncul ke publik,” ucap anggota Komisi IX DPR itu.(berita: kompas.com)
Salah satu indikasi kebodohan akut para penjilat ARB dengan komentarnya. Apa Poempida tidak pernah membaca berita atau menganalisa dengan baik track-record seorang ARB? Sebagai ketum Golkar, ia merebutnya dengan pola kucuran dana yang berlimpah. Bukan karena pengaruh secara politis saat ia menjadi mentri dengan prestasi minim. Atau menjadi tokoh yang inspiratif seperti Jokowi yang memimpin dengan baik di kota kecil, Solo.
Apa hubungan logisnya kekayaan harta dengan antipati dalam elektabilitas ARB nanti? Bukannya secara awam orang akan lebih senang memilih pemimpin yang kaya? Selain nanti bisa mendapat ’serangan (amplop) fajar’, orang di sekitarnya akan mudah mendapat kucuran dana. Asal bisa menjalakan modus menjilat dan ABS, semua urusan duit akan mudah karena pemimpinnya kaya?
Kalau imaji orang kaya itu jauh dengan orang miskin, bagaimana ia menjelaskan para pengusaha filantropis? Mereka yang kaya dan juga aktif dalam kemanusiaan dan sosial. Bahkan empat pengusaha kaya di Indonesia masuk kedalam daftar filantropis Forbes. Pengusaha seperti Anne Avantie dan Irwan Hidayat selalu berusaha sebaik mungkin dalam kegiatan kemanusiaan. (berita: suarapengusaha.com)
Pada Akhirnya?
Ah, entahlah apa yang sudah menjangkiti isi kepala dan fikiran para penjilat setia ARB. Apa yang begitu membutakan mereka dengan membabi buta membela Capres-nya. Dengan tanpa logika sehat dan baik seolah-olah menjadikan ARB atau Ical sebagai pemimpin yang berdaya Maha.
Semoga menjadi renungan,
Artikel serupa dari saya:
Putus Asa, Ical Akan Bayar 20 Kali Lipat Korban Lumpur Lapindo
Salam,
Solo, 19 November 2013
11:28
0 komentar:
Posting Komentar