Berkembangnya pluralisme bukan hal gampang bagi sebuah negara. Pluralisme bisa saja jadi pemicu retaknya negara yang masyarakatnya ingin berkembang nenjadi mayoritas sepenuhnya. Setiap titik perbedaan menjadi perdebatan dan pergunjingan. Kalau pemerintah tidak punya sikap tegas bisa rusuh masyarakatnya.
Seperti halnya pluralisme di Indonesia. Perbedaan cara beribadat jadi perkara. Tapi syukurnya pemerintah Indonesia sudah menerapkan Tri Kerukunan hidup umat beragama dimasyarakat yang mengatur hubungan intern umat beragama, antar umat beragama dan antar umat beragama dengan pemerintah. Dalam penerapan memang susah, tapi kalau pelan-pelan di laksanakan melalui lingkungan kecil (keluarga) tentu akan gampang merambah ke masyarakat sekitar yang berlanjut ke masyarakat luas. Dan tentunya tidak hanya masyarakat yang melaksanakannya, pemerjntah juga harus begitu. Memberikan contoh kepada masyarakatnya.
Kalau tidak punya toleransi yang tinggi pluralisme di Indonesia pasti bisa jadi masalah itu. Antar umat beragama pasti ribut. Lama-lama bisa merongrong kesatuan dan keutuhan NKRI. Ini hal yang sangat harus kita hindari. Perbedaan cara peribadatan bukan masalah karena tiap agama ounya aturan sendiri dalam caranya mengucap syukur. Siapapun tidak bisa ikut campur atau merubahnya.
Cara yang berbeda-beda ini bisa jadi budaya yang unik dari masing-masing agama. Dan ini menunjukkannpluralisme di Indonesia bisa menjadi suatu nasionalisme utuh dari masyarakatnya. Dengan mempertahankan budaya-budaya yang di miliki atau kearufan lokal yang di jaga, maka budaya yang masuk ke Indonesia tidak akan segampang itu untuk mempengaruhi masyarakat. Karena masyarakat puhya budayanya sendiri yang sudah di warisiny secara turun temurun. Kalau ini di kembangkan dan di lestarikan sesuai kearifan lokal yang berkembang di masyarakat tehtu jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia sangat kuat.
0 komentar:
Posting Komentar