Keriuhan berita penyadapan membuat saya penasaran dengan sikap Mr. Blusukan. Maka dicobalah mencari bagaimana pandangan Mr.Blusukan, namun yang ditemukan hanya ungkapan “apa urusan”nya terhadap penyadapan. Komentar itu baik pada heboh yang diawal dulu, maupun yang belakangan ini. Terakhir dia bilang hanya mengurus waduk,kampong deret,dan lain-lain.
Mungkin setiap orang punya pendapat tentang statemen itu, dan itu sah-sah saja. Berdasarkan tupoksi dan runglingkup jabatannya tentu tidak ada yang salah dengan statemen tersebut, namun dalam perspektif lain tentu perlu dikaji.
Sekedar membandingkan statemen Mr.Blusukan terhadap kudeta Mursi, dengan lancar dan lancang Mr.Blusukan mengatakan Mursi pemimpin yang ekslusif, tidak berbaur dengan rakyatnya sehingga diturunkan. Kudeta kok dibilang dilengserkan?. Piye toh mas. Memang Mursi tak gaul dalam artian hobi “ngerock” dan lain sebagainya, Mursi hobinya baca Al-Qur’an dan mempin rakyatnya untuk menghadap Tuhan melalui shalat jamaah. Hobi lainnya tinggal dirumah kontrakan sehingga selalu berdampingan dengan rakyatanya serta hobi menelurkan proyek-proyek raksasa untuk masa depan Negerinya.
Tindakan Negara lain menyadap Indonesia itu jauh lebih ekslusif, mencurigai bangsa lain dan mencari keuntungan untuk Negara mereka sendiri. Tapi ternyata tidak demikian di mata Mr.Blusukan
Dalam perspektif semangat Nasionalisme, penyadapan itu adalah sesuatu yang wajib dicela dan dilawan dengan berbagai cara, walaupun sepele sekalipun.
Barangkali penyadapan memang bukan urusan Mr. Blusukan, tapi biarlah itu menjadi urusan tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia. Mereka melakukan perlawanan dengan cara mereka dan “pure” berangkat dari rasa nasionalisme dan bukan demi kepentingan jabatan. Atau barangkali tulisan ini yang keliru, bisa jadi Mr. Blusukan sudah menunjukkan perlawananya?. Entahlah..[]
Semangat Pagi, yang panas minum Teh Es ya.
0 komentar:
Posting Komentar