Begitu kira kira perkataan pengamat politik disalah satu tv swasta beberapa hari yang lalu.
Beberapa waktu yang lalu saya bertemu seorang kawan lama, setelah berbincang bincang ngalor ngidul… Sampailah pada pembicaraan tentang pidato sby yg mengkritik “secara halus” tentang kemacetan jakarta. Lalu saya tanyakan pendapat beliau, ini katanya: Seharusnya pak sby tidak melakukan itu, karena jika ada yang balik bertanya: Apakah gubernur2 jakarta saat menjabat sebelumnya tidak macet? Apakah setahun sesudah pak sby jadi presiden jakarta tidak macet? bagaimana dengan tahun kedua ketiga dst? Saya terdiam merenenungi kata2 kawan saya..
Seharusnya dia orang no.1 di indonesia yang konsentrasi memperbaiki “Ibukota” Negara indonesia saat awal menjabat, Kenapa baru ribut2 sekarang? Lanjut Kawan saya…
Kalau saya pikir sih seharusnya Presiden bertemu dengan Gubernur DKI empat mata untuk membahas masalah Ibukota, gak perlu ada media ataupun kamera… itu jika serius pengen memperbaiki Ibukota tercinta.. jawab saya. Saya tidak pro ini dan itu.
Opini saya : Jika kita ingin serius memperbaiki DKI atau lebih besar lagi Negara kita ini, hendaknya dilakukan dengan ikhlas, tak perlu disorot media dan tak perlu mengharap pujian orang. Karena semua itu sudah ada yang mengawasi yaitu Tuhan Yang Maha Esa, sebaiknya kita hanya berharap pada RidhoNya.
0 komentar:
Posting Komentar