harga genset honda

Juru Parkir Nyaleg, Kesadaran Politik Wong Cilik?


Ketika sedang konsentrasi membaca buku Bangsa Saya yang Menyebalkan karya Eep Saefulloh Fatah, berita ‘menyebalkan’ itu mengalihkan pendengaran telinga dan penglihatan mata: Seorang Juru Parkir di Jember Berjuang Menjadi Caleg.


Adalah Hery Santuso, dalam posternya yang berdampingan dengan Sutiyoso, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, partainya, Hery memperkenalkan diri sebagai Juru Parkir Kota Jember: Perwakilan Wong Cilik, Asli Mayang.


Hery, Juru Parkir yang mengaku Wong Cilik itu, pada tahun 2014 nanti, akan ikut bertarung sebagai Calon Legislatif DPRD Kabupaten Jember Dapil III yang meliputi daerah Mayang, Paku Sari, Sumber Sari, Ajung, Mumbul Sari, dan Tempurejo.


Kesadaran Politik Wong Cilik?


Wong Cilik , dapat dikatakan berada dalam posisi pasif. Kadang dihadirkan untuk suatu keperluan tertentu dan kadang dimangkirkan untuk urusan yang lain. Ada kesan, bahwa Wong Cilik dikondisikan dan diposisikan menjadi obyek pihak yang sekedar menerima apa saja yang akan terjadi. Kalaupun hendak dilibatkan, maka pelibatan Wong Cilik hanya sebatas pada pelibatan politik di Tempat Pemungutan Suara, (Lentera Merah, 2012).


Lembaga Survei Indonesia (LSI), memperkirakan tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya pada pemilu legislatif akan terus menurun dan bisa sampai kurang dari lima puluh persen.


Perilaku para elit politik yang menyebalkan, disinyalir menjadi sebab masyarakat semakin sebal dan bebal terhadap politik. Image politik itu kotor yang melekat dalam benak masyarakat, membuat mereka memilih menjadi apatis politik: baik untuk memilih maupun dipilih.


Nyalegnya Hery sang Juru Parkir, apakah bisa dikatakan sebagai kesadaran politik Wong Cilik yang juga pantas untik dipilih? Tidak hanya memilih? Ataukah Hery mengisyaratkan bahwa orang-orang sepertinya tidak ingin sekedar jadi ‘tunggangan’, yang hanya menjadi obyek pihak yang sekedar menerima apa saja yang akan terjadi?


Kita patut berharap, paling tidak, akan semakin banyak Wong Cilik dengan pengalamannya menjadi Wong Cilik: berani untuk memilih dan dipilih, agar bisa memberikan perubahan kehidupan yang lebih baik bagi Wong Cilik. Bisa bekerja melebihi kerjanya mereka yang tidak pernah memahami kehidupan sebagai Wong Cilik, sehingga tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk Wong Cilik! ***



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/18/juru-parkir-nyaleg-kesadaran-politik-wong-cilik-612025.html

Juru Parkir Nyaleg, Kesadaran Politik Wong Cilik? | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar