Siapa meragukan Solo dan DKI Jakarta berubah lebih baik dari pendahulunya, sebut saja Jokowi sudah membenahi beberapa wilayah yang sebelumnya kumuh sudah berubah menjadi lebih baik, dari sebelumnya. secara garis besar DKI Jakarta ada perubahan, meskipun ada beberapa tanda kutip yang belum terjawab.
Siapa meragukan kemajuan PLN dan BUMN di tangan Dahlan Iskan, ratusan perusahaan telah menjelma menjadi perusahaan berkelas internasional, tentu kita semua tahu perusahaan pelat merah itu lebih baik bahkan sangat baik di tangan Menteri BUMN saat ini.
Melihat dari hasil akhirnya, Kedua orang ini mempunyai jasa dan kemampuan yang tidak di miliki orang lain, keduanya rendah hati, merakyat, dan rajin blusukan.
Bahkan tidak cukup rasanya bagi para pendukungnya untuk mengungkapkan kelebihan masing masing pujaan mereka, singkat kata ,idola mereka yang terbaik dan mereka beriman sepenuhnya pada keduanya.
Apa yang terjadi kalau mereka harus bersaing untuk memimpin bangsa ini.
Siapa lebih pantas…?
Tentu semua pantas..!
Siapa lebih cocok…?
Tentu masing masing pendukung merasa calonnya lebih cocok.
Si calonku yang pasti jadi…?
He…he…he
Tunggu dulu…!
Masalah siapa yang jadi itu tidak ada yang tau.
Okey…kita “rasakan” keduanya.
Perubahan DKI Jakarta dibawah jokowi kita lihat dua hal besar, Macet dan Banjir.
Saya tidak meragukan usaha yang dilakukan, namun di lihat dari segi keberhasilannya, hasil akirnya….masih tidak jauh berbeda dari sebelum nya, ini bisa dilihat masih seringnya terjadi kemacetan dan banjirpun masih setia berlangganan.
Untuk banjir dan macet….gatot alias gagal total
Tentu anda tahu sendiri kan.
Bumn di bawah Dahlan Iskan coba kita ambil dua masalah besar, Keuntungan dan pencapaian(daya tawar dan nama besar amat diperlukan sebagai bukti kemampuan bangsa ini), yang menjadi pembuktian keberhasilan Bumn.
Tentu kita tidak bisa memungkiri bahwa saat ini keuntungan dan pencapaian Bumn sudah jauh bila di bandingkan sebelumnya, bahkan prosentase kenaikan mencapai ratusan persen, melihat dari persentase keuntungan dan pencapain Bumn yang diakui oleh luar negeri (fortune,garuda mengalahkan singapura, semen go internasional,dll) bisa saya simpulkan berhasil melampaui target.
Tidak etis dibandingkan dua hal yang berlainan kategori.
Okey…
Coba kita bayangkan kalau Di balik…andai Dahlan jadi Gubernur DKI jakarta…he…he
Dengan dana yang puluhan triliun saya mengira ngira yang akan dilakukan Dahlan Iskan (ada beberapa kasus yang bisa di miripkan) adalah: macet..beliau akan lebih fokus pada jalan keluarnya di banding akar masalahnya, bisa saja menghilangkan lampu merah di ganti jembatan layang, bisa saja jembatan layang tingkat 3 di jadikan 5, bukan fokus menghilangkan kendaraanya.
Banjir…bisa saja di datangkan besar besaran alat untuk menjaga sungai 24jam dari sampah, di jamin satu tahun kepemimpinannya tidak menemukan sampah di gorong gorong, seperti yang di temukan Jokowi, di samping lobi tanpa kenal lelah kepada pusat dan daerah di luar Dki…
He…he….mungkin.
Kalo Jokowi jadi Menteri Bumn…he..he..nggak bisa mengandai andai karena memang bukan tempat dan habitat Jokowi, silahkan mengandai sendiri.
Melihat dari hasil akhir yang di tampilkan kedua tokoh tersebut tentu kita bisa merasakan gambaran yang akan terjadi pada negeri ini. Karena bangsa ini tantangan kedepan akan lebih besar, bahwa bangsa ini memerlukan pemimpin yang tangguh dan penuh kesabaran, semua adalah benar, memang bangsa ini memerlukan indifidu yang merakyat, jujur dan rajin blusukan yang Dahlan iskan pun memilikinya, namun ada yang lebih mendesak selain memiki jiwa itu, mampu menggerakkan ekonomi.
Di tangan siapa lagi rakyat berharap kalau bukan pada pemimpin.
Penulis adalah Dahlanis yang juga mengakui kehebatan Jokowi.
Mohon maaf bagi mereka yang tidak setuju dua orang hebat ini di benturkan, hanya pendapat pribadi yang ingin mengetahui mana yang lebih cocok, mana yang lebih mampu menjawap tantangan negeri ini.
0 komentar:
Posting Komentar