Budaya dan seni mempunyai hubungan erat, dimana seni merupakan isi dari budaya tersebut. Ada salah satu aspek dalam kebudayaan, yang menurut saya menarik untuk ditelaah. Teater! Berbicara mengenai seni peran yang satu ini, yang ada di benak kita ialah suasana dramatis dan penuh intrik di dalamnya.
Kebetulan saya mengontrak mata kuliah Penulisan Seni Budaya, dan saat itu ditugaskan untuk mengulas tentang sepak terjang teater di Banten. Teater Studio Indonesia (TIS), sebuah sanggar teater yang berlokasi di Dalung, Serang. Sanggar yang digawangi oleh almarhum Nandang Aradea, salah satu dosen sastra di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini, telah melewati berbagai pementasan hingga ke mancanegara.
Beberapa pekan lalu, saya sempat menyaksikan latihan dari Teater Studio Indonesia untuk mengikuti Festival Tokyo (F/T) di Jepang pada awal November tahun ini. Dalam pementasan kali ini, cerita yang akan diangkat ialah mengenai bencana alam. Set panggung berbentuk gunungan yang terbuat dari rangka bambu ini akan diisi adegan demi adegan tentang peristiwa meletusnya gunung krakatau yang berjudul “Overdose: Psycho – Catastrophe”.
Teater merupakan sebuah “kendaraan” atau media komunikasi sang sutradara kepada para penikmat peran. Apapun jenis teater yang digeluti, baik itu teater tradisi, teater modern, atau teater kontemporer. Dibutuhkan keseriusan masyarakat pendukungnya, untuk terus mencari dan mengeksplorasi segala sesuatu yang berkaitan dengan teater. Mulailah membuka gagasan dan kumpulkan orang-orang yang ingin mengaplikasikan dirinya lewat teater.
Tanamkan orientasi berteater untuk meyakini bahwa apa yang telah dilakukan itu, dipersembahkan untuk kebajikan hidup bersama dengan turut menyelenggarakan pencerdasan masyarakat melalui teater, pencerahan, refleksi, sosial-politik, dan merawat kehidupan spritual dimana kita berada. Selain itu yang dibutuhkan adalah support dari setiap lapisan masyarakat, lembaga kesenian, lembaga pendidikan, dan pemerintah, agar dapat mengorganisir untuk mengakomodir seluruh kreatifitas yang ada. Semoga!
(Galuh/Untirta)
0 komentar:
Posting Komentar