Pemilu Capres yang semakin dekat dan memanas seolah menjadikan para capres ke-edanan. Cara apapun, asal mereka fikir tidak melanggar hukum mereka lakukan. Mulai dari aktif di socmed, seperti twitter sampai blusukan untuk meraih simpati rela dilakukan. Walau selama ini najis buat mereka pergi ke pasar tradisional yang becek dan penuh lalat.
Putus asa . Itulah kata yang tepat melihat citra pencapresan Ical yang semakin meredup. Meredup akibat ganjalan kasus lumpur Lapindo yang kadung membusuk selama 7 tahun. Pembayaran ganti rugi yang terkesan setengah hati dan setengah harga, membuat geram rakyat Indonesia pada umumnya.
Lapindo yang menyangkut hak hidup masyarakat Porong Sidoarjo, seperti menjadi permainan Ping-pong Aburizal Bakrie. Dana pemerintah yang sudah puluhan miliar ikut ‘menalangi’ mungkin menurut ARB serupa penanggulangan bencana alam. Bencana yang disebabkan amukan alam. Dan Lapindo adalah bencana alam. Fikir sesat.
ARB yang sudah ‘mengobral’ kursi Cawapres disekitaran Jawa Timur, menemui dead-end. Alias tidak ada yang menyambut. Mulai dari Pakde Sukarwo, sampai Khofifah Indar P. menolak dengan baik ajakan menjadi Cawapres. Nekat dan tidak tahu malu. Itulah yang tepat menggambarkan pengobralan kuris Cawapres ke tokoh-tokoh di Jawa Timur. Sumur lumpur Lapindo masih menganga lebar. Menebarkan aroma ARB yang tidak mau bertanggung jawab penuh. Malah sekarang mengobral janji akan membayar 20 kali lipat tanah warga yang terkena dampak lumpur Lapindo.
Seperti diutarakan oleh Wakil Sekretaris Jendral Partai Golkar, Tantowi Yahya. “Ical akan menuntaskan kewajibannya membayar seluruh lahan warga sebelum pemilu legislatif pada 2014 dilakukan.” Tambahnya lagi, “Untuk kasus Lapindo, adalah bukan kasus di mana ARB lari dari tanggung jawab. Kalau mau disebut utang tinggal Rp 300 miliar ini akan diselesaikan ARB sebelum pilpres, bahkan bisa dilakukan sebelum pileg,” ujar Tantowi.
Melalui Tantowi ARB mengatakan, tanah para korban lumpur Lapindo akan dibeli oleh Ical 20 kali lipat dari harga aslinya. Saat ini, kata Tantowi, Ical tengah mengumpulkan dana tersebut. Dengan alasan sedang ‘mengumpulkan’ dana untuk membayar ganti rugi korban lumpur Lapindo, Tantowi anggap wajar akan lama dan memang lama. (berita: kompas.com)
Dan pada akhirnya, semua kembali kepada kewarasan rakyat Indonesia. Menyadari keputusasaan ARB dalam mendompleng citranya baik kembali, akankah terwujud? Sulit dan membutuhkan prestasi yang nyata. ARB dengan geliat iklan dan segala imaji yang seakan-akan ARB adalah pilihan rakyat, menjadikan rakyat Indonesia kian sadar. Betapa gila kekuasaan seorang ARB.
Mulai dari menduduki jabatan Ketum Golkar sampai berandai-andai, ARB merasa dirinya menjadi Satrio Piningit, sang Savior rakyat Indonesia. Cuma satu dalam mimpi ARB menghiasi malam-malamnya. Yaitu menjadi presiden Republik Indonesia. Merenggut kesadaran nurani yang meminta ARB untuk sejenak beristirahat dari dunia politik kotor ini. Sudah waktunya ARB di rumah dan merawat cucu yang semakin besar. Memberi manfaat buat orang banyak dengan cara yang lebih baik.
Lereno pak ARB.
*Istirahatlah pak ARB.
Salam,
Solo, 19 November 2013
09:54 am
0 komentar:
Posting Komentar