harga genset honda

Gerakkan Badan mu! Sorong di Goyang…


Mungkin anda sering mendengar hentakkan pukulan gendang disertai suara merdu alat musik suling, bahkan pukulan gendang dan irama merdu sang suling mampu menggerakkan badan kita mengikuti irama yang dimainkan. Hal tersebut sering kita dengarkan melalui lagu dangdut yang sungguh mendarah daging ditelinga masyarakat Indonesia, sebab musik dangdut adalah aslimusik tradisonal dari Indonesia itu sendiri.


Apakah hanya hentakkan gendang dangdut saja yang bisa menggoyangkan badan kita?, ternyata tidak, masih ada salah satu musik tradisional di Indonesia yang bisa menggerakan badan kita sesuai hentakkan irama yang dipukul. Namun, berbeda dengan gendang yang biasa digunakan para grup pemusik dangdut. Alat yang digunakan sehingga bisa menggerakan badan seperti kata penyanyi cantik Indah dewi pertiwi dalam lagunya “gerakkan badanmu” itu adalah “Tifa”. Tifa?, ya ia adalah Tifa.


Jika mendengar kata Tifa, mungkin masih ada sebagian besar dari masyarakat Indonesia masih bingung dengan kata tersebut. Terutama mereka yang berada di bagian Indonesia Barat. Tapi bila mereka pernah mempelajari tentang alat-alat musik tradisional Indonesia di sekolah masing-masing, sudah tentu kata “tifa” tidak lah asing ditelinga mereka. Sebab, walaupun terdapat juga di daerah Maluku, seperti yang kita ketahui bahwa tifa adalah salah satu alat musik yang juga berasal dari Provinsi Papua yang biasa menjadi souvenir bagi para pendatang yang hanya sekedar berkunjung atau berjalan-jalan di Papua. Di mana ia memiliki bentuk yang lebar dibagian atas atau tempat pemukul nya, dan memiliki bentuk tengah yang ramping serta bentuk bagian bawah yang lebih lebih besar dari bentuk tengahnya dan lebih kecil dari bentuk bagian atasnya. Tifa juga biasa terbuat dari kulit kayu atau pun kulit rusa yang dikeringkan.


Itu tadi sebagian kecil kilasan tentang alat musik yang bisa menggoyangkan badan kita, mengapa bisa menggoyangkan badan kita? Sebab pukulannya tidak kalah enaknya didengar ditelinga kita dengan gendang dangdut yang biasa kita dengarkan. Hentakkan pukulan irama tifa biasa kita dengarkan dalam kegiatan seni yang dinamakan “suling tambur”. Mungkin anda bertanya-tanya dalam hati, apa sih suling tambur itu?. Bagi anda yang sudah lama berdomisili di daerah Papua, pasti kata tersebut sudah tidak asing lagi. Sebab suling tambur telah sering dimainkan ketika ada acara-acara tertentu baik adat, forum resmi, acara kaula muda bahkan penyambutan tamu penting dari luar Papua.


Mengapa disebut dengan suling tambur?. Sebab Selain tifa, ada tambahan berupa alat musik yang memiliki bahan dasar yang tidak beda jauh dengan tifa tapi menyerupai drum yang harus dipukul menggunakan kayu berukuran besar yang dinamakan “tambur” serta iringan irama suling yang merdu. Di mana irama suling tersebut adalah irama khas oleh masyarakat Papua. Sebenarnya, dengan hanya menggunakan tifa, kaki dan badan kita sudah bisa digoyangkan dengan irama pukulan yang khas dan sangat enak di telinga. Tapi untuk menambah rasa irama yang menyeimbangi pukulan tifa, maka di tambahkan dengan irama suling sehingga perpaduan dari pukulan yang nyaring dan berirama serta melodi suling yang dimainkan menambahkan semngat bagi pemain suling tambur itu sendiri juga orang yang mendengarknnya.


Seperti yang kita bahas pada awalnya, bahwa suling tambur dapat menggerakan badan kita sesuai denga hentakkan pukulan tifa, tambur dan bunyi suling oleh para pemainnya. Sehingga dalam pergelaran musik suling tambur, selalu disertai dengan penari-penari yang sudah terlatih untuk bergoyang sesuai dengan tarian yang telah mereka buat sendiri sesuai tari khas Papua itu sendiri. Para penari akan melangkah kaki serta menggoyangkan badan sesuai dengan musik yang dimainkan para pemain suling tambur.


Irama suling tambur yang biasa dimainkan biasanya di awali dengan pukulan yang pelan dan tiba-tiba pukulannya dikeraskan pada alat musik tambur hingga bunyinya membesar seperti akan terjadi perang yang mengejutkan para pendengarnya. Namun, itu bukan bermaksud untuk mengagetkan para penikmat suling tambur melainkan itu adalah dinamis bunyi dari suling tambur itu sendiri, karena setelah bunyinya diperbesar akan kembali kecil lagi dengan pukulan yang indah, dan begitu seterusnya sampai selesai pergelaran tersebut.


Dalam pergelaran musik suling tambur, para penari tidak menggunakan sembarang pakaian. Mereka biasanya menggunakan pakaian adat Papua, atau menggunakan lapisan luar pakaian bagian bawah dari tali rafia yang di rumbai hingga berbentuk seperti rok begitupun pakaian bagian atasnya yang hanya sebatas dada layaknya kemben. Tidak lupa pula, penari dan pemain musiknya menggunakan hiasan kepala yang bersimbolkan daerah papua, biasanya menggunakan bulu burung Cendrawaih. Para penari biasanya terdiri dari perempuan Papua, dan yang memainkan alat musik suling tambur adalah para lelaki Papua dengan tubuh yang di lukis dengan motif-motif dari simbol keindahan tanah papua, baik para penari ataupun pemain musiknya.


Di kota Sorong, pergelaran musik suling tambur sudah tidak asing lagi. Warga kota sorong, khususnya para putra daerah biasanya melakukan tradisi suling tambur ketika melakukan pawai partai politik, dan hal tersebut mereka lakukan di atas mobil truck yang jalan mengelilingi kota sorong sambil bersorak-sorak gembira. Musi suling tambur yang dimainkan di atas truck biasanya tanpa penari, sebab wadah untuk melakukan hal tersebut tidak memungkinkan. Suara suling tambur tetap terdengar indah meski tanpa pembesar suara ditengah keramaian suara kendaraan yang lalu lalang.


Selain pawai partai politik, musik suling tambur juga biasa dimainkan ketika suatu intansi tertentu atau pun Pemerintah Kota Sorong yang sedang merayakan hari-hari besar tertentu di Papua, khususnya di kota Sorong. Peringatan hari besar tertentu yang di lakukan Pemerintah Kota Sorong biasanya dilakukan dengan jalan santai yang di pimpin oleh para pemain musik suling sambur serta penari-penarinya yang sungguh bersemangat, walau jarak yang ditempuh dalam pawai jalan santai tersebut cukup jauh, sekita 5 ampai 7 kilo meter, yang dimulai dari lapangan hoki atau daerah Sorpus (Sorong Pusat) dan finish di kantor Wali Kota Sorong. Ketika memasuki finis, otomatis yang pertama menginjak pintu masuk kantor Wali Kota Sorong adalah barisan paling depan dan mereka itu adalah pemain musik suling tambur serta para penarinya. Para akan beratraksi dengan berbagai tarian dari Papua yang diiringi oleh musik suling tambur di depan pintu Kantor Wali Kota.


Selain itu, Kabupaten Raja Ampat yang masih termasuk bagian dari kota sorong tersebut, baru saja mengadakan pergelaran festival bahari di daera Waisai yang biasa dihadiri para artis ibu kota, mereka menjadikan musik tradisional suling tambur sebagai pembuka acara tersebut, para pemain suling tambur membuka acara tersebut dengan meriah disertai para penari yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga yang sangat menguasai pergerakan tarian tiap pukulan tambur yang dimainkan. Para penonton bersorak sorai menyaksikan pembukaan yang membangkitkan semangat meskin cuaca cukup menyengat. Para penonton sangat berapresiasi dalam menyaksikan penampilan dari para masayarakat asli Papua.


Sebagai salah satu pelestarian musik suling tambur, maka sebagian besar sekolah di Kota Sorong yang memiliki alat tersebut menjadikan musik suling tambur sebagai kegiatan ekstrakulikuler layaknya kegiatan lainya seperti drum band, seni bela diri dan lain sebgainya, di mana mereka diajarkan untuk memainkan alat musik tersebut serta menari sesuai pukulan yang dihentakkan pada tambur. Namun, tidak semua siswa yang diajarkan untuk menggunakan alat musik tersebut, biasanya para guru memilih putra putri daerah dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut untuk menghargai seni yang berasal dari papua itu.


Contohnya di SMP Negeri 2 Kota Sorong, kegiatan untuk melatih para pemain dan penari suling tambur dilakukan ketika jam istirahat selama 30 menit. Hal tersebut tidak dilakukan setiap hari, namun ada jadwal tertentu. Tapi apa bila ada perlombaan ataupun penyambutan tamu penting dari Dinas Pendidikan seperti kunjungan supervisi kurikulum 2013, para siswa dipersiapkan untuk menyambut para tamu mulai dari bandara hingga di sekolah dengan pergelaran musik suling tambur. Para siswa SMP dengan semangatnya memainkan alat musik tersebut tidak kalah dengan para orang dewasa yang biasanya memainkan alat musik tersebut, walau hanya bermodalkan tambur tanpa tifa dan suling. Begitupun para penarinya menggoyangkan badan dengan power mereka yang menyemangati para pemain musik suling tambur.


Berikut potret gambar semangat siswa-siswi yang sedang latihan suling tambur di SMP Negeri 2 Kota Sorong.





sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/22/gerakkan-badan-mu-sorong-di-goyang-612100.html

Gerakkan Badan mu! Sorong di Goyang… | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar