APBN 2014 menunjukkan inkonsistensi Yang Mulia Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Janji-janji untuk mengembangkan infrastruktur melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) guna menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 ternyata malah diimplementasikan melalui pemotongan dana Kementrian Pekerjaan Umum sebesar 10%. Begitu juga kekhawatiran rakyat mengenai bahan makanan yang meningkat ternyata dicoba diatasi dengan pemotongan anggaran Kementrian Pertanian sebesar 5%. Ancaman akan adanya krisis energi dijawab dengan pengurangan anggaran sebesar 5% untuk Kementrian Energi & Sumber Daya Alam. Kepolisian RI yang belakangan ini direpotkan dengan adanya berbagai ketidakamanan serta mengemban tugas berat mengamankan pemilu tahun depan juga dipotong anggarannya sebesar 12%.
Kemanakah potongan anggaran itu mengalir? Yang jelas sementara itu Kementrian Agama tetap makmur dengan memperoleh peningkatan anggaran sebesar 10% menjadi Rp 49.6 Triliun, menjadikan kementrian ini mengalami kenaikan anggaran rata-rata 25% per tahun dari tahun 2008. Anggaran Kementrian Agama ini bahkan lebih besar dibandingkan anggaran untuk Kementrian Kesehatan. Bukan hanya itu, dana Kementrian Agama bahkan lebih besar dibandingkan yang didapat oleh Kementrian Keuangan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam, Kementrian Pertanian, Kementrian Kelautan, dan Kementrian Riset dan Teknologi digabung menjadi satu.
Saya pribadi menyambut positif keputusan Yang Mulia Bapak Presiden dan Yang Mulia Wakil Rakyat, sebab dengan meningkatnya anggaran Kementrian Agama, diharapkan akan menghasilkan banyak doa yang menyebabkan munculnya jalan-jalan tol, jembatan antar pulau, bertumbuhnya lahan-lahan pertanian, meningkatnya hasil pertanian, bertambahnya sumber daya alam, serta doa-doa tersebut tentunya dapat menghasilkan teknologi yang memajukan bangsa.
Tokyo, 2013-10-26
Tjiasmanto
0 komentar:
Posting Komentar