harga genset honda

Pepih Nugraha Membuatku Malu Sendiri Terkait Nasionalisme


Secara filsafat, sebelumnya saya adalah seseorang yang tidak menyukai konsep nasionalisme. Terpengaruh oleh pendapat Albert Einstein yang menganggap bahwa nasionalisme adalah penyakit campak bagi kemanusiaan. Hal ini pernah saya paparkan dalam artikel, “Nasionalisme Membuat Dunia Ini Jauh Lebih Buruk.”


Hingga akhirnya tanpa saya minta, “kebenaran” itu datang sendiri, melalui buku kumpulan pemikiran naionalisme Pepih Nugraha, “Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang.” Buku yang dihadiahkan oleh beliau kepada saya.



1384862886111818733

Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang @Bentang Pustaka



Membaca rangkaian kalimat di back over saja telah membuatku terdiam malu, menyentuh bagian yang paling sensitif dari hatiku.



***



Apa yang ada dalam benak seorang ibu jika anak-anaknya yang beranjak dewasa kelak tidak mau kembali lagi ke “rumah”?

Kesepian, hampa, atau memilih berdamai dengan takdir? Bisa jadi, itu pula yang dirasakan oleh ibu pertiwi kita, Indonesia. Setiap tahun, ribuan pemuda menuntut ilmu ke luar negeri, menancapkan harapan masa depan. Bisa dihitung berapa yang akhirnya memilih pulang.


Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang tidak semata-mata ditujukan kepada putra bangsa yang lebih memilih pergi akibat rentetan kekecewaan terhadap negerinya sendiri. Tetapi juga mengingatkan anak-anak bangsa agar berhenti menyalahkan keadaan dan merangkai aksi demi masa depan.


Dan dengan bangga, mereka akan berkata,


“Tenang, Ibu, masih ada aku”.




***



Pemikiran demi pemikiran yang kubaca dalam buku beliau tersebut menyadarkanku betapa sempitnya pemahaman nasionalismeku selama ini.


Mengajariku tanpa merasa digurui.


Ya, mungkin benar bahwa nasionalisme adalah penyakit campak bagi manusia yang telah menyebabkan dunia terkotak-kotak. Namun, memang begitulah yang dikehendaki oleh Tuhan. Kenyataan yang harus kita terima, untuk bersifat nasionalis yang humanis.


Pepih Nugraha tidak hanya ngomong dan mikir doang, beliau telah memberikan bukti kenasionalismeannya, salah satunya yang sangat signifikan adalah perjuangannya dalam melahirkan dan membesarkan Kompasiana, media warga tempat berkumpulnya agen-agen perubahan.


Membuatku bertanya sekaligus malu sendiri,


Aku sendiri, apa yang telah kuperbuat untuk bangsa besar yang telah diamanahkan Tuhan untuk memberiku tanah, air dan udara yang membentuk seluruh sel-sel tubuhku? Untuk bangsa mulia yang sedang terinfeksi parah penyakit-penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme ini?

[-Rahmad Agus Koto-]


Artikel Terkait



  1. Yang Terbaik Untuk Kompasiana

  2. Kompasiana Melampaui Jurnalisme Warga

  3. Kompasiana, Media Warga Agen-agen Perubahan

  4. Kejutan dari Pepih Nugraha yang Sangat Menyenangkan

  5. Kompasiana, Etalase Warga Biasa yang Tidak Biasa




sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/19/pepih-nugraha-membuatku-malu-sendiri-terkait-nasionalisme-611020.html

Pepih Nugraha Membuatku Malu Sendiri Terkait Nasionalisme | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar