harga genset honda

Pak Rebo: Kades yang Menikmati Hari Pensiun Dengan ‘Air Mata’


13851063191242528541

Hanya sebatas di sini Hesti hidup. Dok. Bewe



Lelaki itu biasa dipanggil REBO, meski semua orang tahu bahwa hari kelahirannya adalah dino KEMIS. Masih muda untuk ukuran saya. Dia lulus SMA tahun 1988. Sekarang masih aktif menjabat sebagai Kepala Desa. Anak. Yang pertama perempuan. Ada sisi menarik (baca: memprihatikan) tentang pejalanan anak sulung Pak REBO .


Hesti (23) begitu Pak Kades REBO suka memanggil anaknya. Tidak pernah keluar rumah. Tidak pernah bersosialisasi sebagaimana gadis seusia dia. Tidak pernah mengenyam pendidikan. Hidupnya serba dingin. Hesti sebagai penderita folio harus puas hidup di kursi roda.


Hesti kadang hanya bisa menangis. Seumpama sanggup mengungkapkan dengan kata atau kalimat, dia merasa bersalah. Hidupnya hanya membebani kedua orang tua. Tetapi Pak REBO, juga Bu REBO tak pernah menyessal. Apalagi mengeluh. Hesti dia rawat dengan baik mulai dari bayi hingga usia dewasa (23).


Pagi buta, 17 hari sebelum 22 November 2013, tetangga Pak REBO gemppar. Hesti dikabarkan melahirkan bayi di sebuah ruma sakit ternama di Yogyakarta. Kasak kusuk pun sulit dihindari. Konon kelahiran bayi mungil itu harus diisolasi dalam inkubator, karena lahir prematur.


Mengundang spekulasi, siapa pelaku bejat yang tega menodahi Hesti, padahal cewek ini tidak normal dan tak berdaya. Ini pukulan telak bagi Pak Kades REBO. Konsentrasi pada dunia pemerintahan buyar. Pikirannya melayang, kacau, menyebabkan lakunya di masyarakat serba salah. Wajah Pak REBO kusam, padahal kulitnya terbilang bersih dan kuning.


Ini analisis ala intelejen: (1) Yang menodai Hesti jelas itu laki-laki. (2) Pria yang bisa mendekat (mengakses) ke Hesti, menurut Pak REBO hanya keluarga. (3) Dan keluarga Laki-laki itu hanya Pak REBO dan mbah PARTO (78) kakek Hesti.


Teka-teki pun terus berkembang. Hesti tak mungkin bisa memberikan petunjuk, karena sakitnya yang menahun, dia tuna wicara. Hesti selamat sehabis melahirkan. Bagaimana suasana hatinya, tak seorang pun tahu. Anaknya juga selamat, sekarang di rawat di rumah.


Yang tidak terselamatkan adalah harga diri Pak Kades REBO. Sampai mati pun dia akan terbebani lantaran ujian yang sedemikian berat. Kata para Kiyai: Tuhan tidak akan menguji umatnya, di luar batas kemampuan.




sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/22/pak-rebo-kades-yang-menikmati-hari-pensiun-dengan-air-mata-613199.html

Pak Rebo: Kades yang Menikmati Hari Pensiun Dengan ‘Air Mata’ | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar