INDONESIA kembali dipermalukan oleh bangsa luar, jika sebelumnya penyadapan dilakukan oleh Amerika. Saat ini aksi penyadapan kembali terulang dan dilakukan oleh Australia.
Dimana penyadapan yang dilakukan oleh Australia merekam langsung pembicaraan Presiden RI SBY dan ibu negara Ani Yudhoyono serta beberapa menteri. Informasi penyadapan ini sangat detail, bahkan merk hanphone yang dipakai oleh SBY, Ani Yudhyono dan beberapa menteri dapat dilacak yakni mereka memakai HP BB dan Nokia.
Adanya penyadapan yang dilakukan dua negara besar dunia ini, sudah jelas menginjak-injak harga diri Indonesia. Namun apadaya keterbatasan teknologi yang ada di Indonesia, membuat kita hanya bisa terperangah dan marah melihat aksi dua negara ini dengan leluasa melakukan penyadapan terhadap orang nomor satu di Indonesia.
SBY sendiri tidak bisa berbuat apa-apa terkecuali marah melalui akun twiter dalam kicauannya SBY meminta jawaban dari Pemerintah Australia dan bertekad untuk mengulas kembali beberapa kerja sama bilateral yang sudah dibuat.
Dalam kicauan SBY yang menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ini, secara spesifik SBY menyayangkan sikap perdana menteri Australia Tony Abbott yang tidak menganggap itu sebagai hal yang seius dalam hubungan bilateral tetapi hanya sebatan pengumpulan informasi.
”Tindakan AS & Australia sangat mencederai kemitraan strategis dgn Indonesia, sesama negara demokrasi,” ujar SBY melalui akun Twitter-nya seperti yang dilansir kompas.com.
Langkah yang dilakukan oleh SBY berkicau di Twitter merupakan tindakan yang penakut, tak semestinya SBY melakukan tindakan itu melalui jejaringan sosial sehingga mendapat tanggapan beragam bahkan cemeeh yang mengganggap bahwa Indonesia takut dengan Amerika dan Australia.
SBY seharusnya segera mengambil langkah kongkrit dan segera mengambil tindakan tegas, jika perlu putus hubungan diplomatis dengan dua negara ini. Apalagi telah jelas dua negara ini telah menginjak harga diri bangsa Indonesia dengan melakukan tindakan tak terpuji, namun apa hendak dikata Indonesia dianggap sebagai Negara lemah yang bergantung dengan dua negara ini terutama Amerika sehingga tak mampu berbuat apa-apa meski telah dilecehkan dengan aksi penyadapan.
Sebagai rakyat Indonesia malu rasanya pimpinan kita dibuat malu seperti itu, sehingga kita hanya bisa melihat dan menyaksikan penyadapan tersebut tanpa bisa berbuat apa-apa.
Jika kita mampu balas dengan penyadapan yang lebih canggih lagi, tapi pertanyaannya Indonesia tidak akan mampu untuk melakukan hal itu. Jadi pasrah saja, apa yang mau dilakukan oleh negara lain untuk Indonesia kita hanya bisa diam dan terpaku, marah tapi tak bisa berbuat apa-apa. Salam (****)
0 komentar:
Posting Komentar