Juru bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono dalam pernyatannya mengatakan, Beredarnya surat tanpa identitas yang membeberkan rekayasa keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi Hambalang, sangat mengejutkan. Pasalnya, surat tersebut memberikan identitas sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam surat itu tertera pula nomor telepon seluler. Sekaligus membeberkan alasan kasus korupsi Hambalang yang menyeret Anas. Padahal keterlibatan itu diungkapnya sebagai rekayasa.
Eeehhhmmmmmm………….. cerita loyalis Anas, menurut saya bagaikan cerita seinetron tersanjung, yang demi iklan dan penonton terus menerus dikembangkan, meski pada akhirnya menimbulkan kejenuhan. Yang jadi pertanyaan sebelum adanya kasus yang menjerar Anas, dirinya selalu berkoar-koar siap digantung di monas jika terbukti menerima se sen pun. Namun, pada kenyataanya mengapa dirinya bersama pengikutnya terus berupaya mencari cara pembenaran. Cerita ini tentu bukan yang sekali dua kali saja, tetapi sudah yang kesekian kali. Artinya orang awam pun sudah dapat menilai tingkah Anas dan pengikutnya yang mulai melakukan jurus pendekar mabuk.
Sebelunya ada Ma’mun Murod Al-Barbasy, yang buku yang di buat merupkan hasil penelitiannya mengenai posisi Anas dan pengikutnya di Partai demokrat. Dalam buku tersebut menjelaskan antara SBY dengan AU dimulai dengan kemunculan AU sebagai pemenang dalam kongres PD di Bandung pada tahun 2010 lalu. Lucunya dan terlihat akal-akalnya dengan adanya pernyataan bahwa telah terjadi pembersihan orang-orang Anas dari pengurus harian PD pasca KLB. Faktanya saat ini sejumlah loyalis Anas justru berada di pos-pos strategis. Seperti Nurhayati Assegaff, Saan Mustopha dan Michael Wattimena
Bukan sebatas buku, kubu ini pun terus menerus menebar isu dari kasus pembocoran draf surat perintah penyidikan (sprindik) hingga cerita penculikan yang melibatkan BIN, dilanjutkan kisah uang Rp 1 miliyar yang dibawa KPK yang dianggap milik sebuah organisasi yang baru berdiri seumur jagung………………………… sunguh hebat sekali organisasi kecil baru terbit sudah memiliki Rp 1 miliar, berapa ya kira-kira jika uang yang dimiliki organisasi ini jika sudah berdiri setahun, sepuluh tahun………………………….waaahhhh bisa-bisa melebihi APBN ya……
Jika dilihat dari berkelitnya kubu Anas, siapapun sudah dapat menilai permasalahan ini sangat jelas, adanya upaya membebaskan Anas dari jeratan hukum dan membawa masalah ini kedalam ranah politik. Padahal sangat jelas kasus ini tidak bermuatan politik, namun sangat jelas telah terjadi pelanggaran hukum. Tak beralasan jika kubu Anas bersikukuh bahwa pimpinan mereka tak bersalah. Nazarudin berulang kali menyebut nama Anas. Bahkan dirinya berani menunjuk Anas, bahwa Anas lah otak dibalik semua kasus Hambalang. Bahkan, Nazarudin dengan berani memberikan jaminan di atas 100 persen, bahwa Anas yang mengatur dan menerima proyek Hambalang.
Kesimpulannya berbagai cara terus dilakukan untuk menyelamatkan Anas, meski cara yang dilakukan terkesan alay. nampaknya PPI bagaikan ababil yang belum menemukan jati diri, pada hal didalamnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, tapi sayangnya kepintaranya digunakan untuk membodohi rakyat…….. selamat mencoba tipu muslihat selanjutnya ya………………………………………………………………………..
0 komentar:
Posting Komentar