Bantenku Sayang, Kota Tangerangku Malang
Banten sebagai kota bersejarah setelah hampir sepuluh tahun melepaskan diri dari Jawa-Barat seperti tanpa perubahan yang berarti. Serang, Cilegon, Lebak, Pandeglang dan beberapa daerah yang dekat dengan pusat pemerintahan Banten seperti mati, tidak terdengar geliatnya sebagai kota yang memiliki potensi luar biasa. Dibalik kota-kota tersebut Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan) adalah pengecualian. Ketiga kota yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota jakarta ini telah lebih dahulu laju perkembangannya.
Namun dibalik lajunya kini mulai terganjal. Kota Tangerang Selatan, kota baru yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten tangerang kini sedang didera masalah korupsi karena ulah Adik Gubernur Banten yang kini menjadi tersangka korupsi oleh KPK. Bukan tidak mungkin hal ini akan menarik Walikota Tangerang Selatan dalam sel tahanan KPK karena yang bersangkutan merupakan suami beliau.
Kota Tangerang, juga mereupakan kota hasil pemekaran dari kabupaten. Dengan potensinya yang luar biasa, mampu dikelola dengan baik oleh pasangan terpilih hasil pilkada beberapa tahun yang lalu, Wahidin Halim dan Arif Wismansyah. Duit maut ini telah menjadikan kota tangerang sebagai kota yang penuh dengan prestasi, banyak penghargaan pembangunan diraihnya. Namun, kini kota tersebut sedang sakit, hasil pilkada yang di menangkan oleh wakil walikota harus terhambat, kini kota ini mengalami kekosongan pemimpin, setelah masa jabatan Arif sebagai pejabat sementara penggati walikota Wahidim Halim yang diberhentikan karena masalah politik. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, banyak rakyat kota yang bingung. Apakah kota ini semakin berprestasi atau hancur setelah berkembang.
Kabupaten Tangerang sebagai kota yang menjadi induk pada saat itu nampaknya tenang-tenang saja, semoga demikian realitasnya.
Banten ku sayang, kejayaan masa lalumu seperti tak terbilang. Kota Tangerangku malang, nafsu berkuasa para pemimpinmu telah melayukan kuncup bunga mekarmu. Semoga para politisi kota Tangerang menyadari bahwa kekuasaan bukan segala-galanya, tapi kepemimpinan/leadership dan sikap kenegarawanan itulah yang utama untuk membangun kota yang mengusung ‘Akhalkul Karimah” sebagai motonya, mana Akhlakul karimahmu wahai politisi?
0 komentar:
Posting Komentar